Lihat ke Halaman Asli

Nanda Nuriyana SSiTMKM

Praktisi dan Akademisi

Kisah Menegangkan Dengan Pre-Eklampsia

Diperbarui: 19 November 2021   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Author akan menyampaikan sebuah kisah menegangkan ini dari seorang teman yang meminta bantuan author untuk mengirimkan ke Group Komunitas. Membagikan sebuah kisah yang tak pernah bisa dilupakan sepanjang hayatnya. 

Aku tidak bisa menolak tawaran mba ini dengan pertimbangan sesuatu yang bermanfaat buat pembaca lainnya, sekaligus ada yang perlu diasah-asah, golok kali yah!

*****

Beginilah kisahnya wahai pembaca yang budiman, Saya seorang ibu dengan 3 orang anak. Anak pertama saya perempuan berusia 16 tahun, Anak kedua laki-laki berusia 12 tahun dan yang ketiga seorang anak perempuan yang masih berusia 3 tahun. Saya ingin berbagi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup. Ya, saya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman melahirkan anak yang ketiga. 

Saya menjaga jarak kehamilan dengan melakukan suntik KB per 3 bulan selama ini. Nah, suatu hari saya merasakan kenaikan berat badan yang bertambah secara drastis dan kulit pun banyak fleknya, lalu saya coba-coba berhenti KB dan memakai metode kalender

Ternyata setelah beberapa bulan, terasa mual-mual dan saya pun mengira itu hal yang wajar karena mempunyai riwayat maag yang sering kambuh. Namun, setelah 1 minggu hal itu tetap berlanjut hingga saya curiga dan memberanikan diri untuk membeli alat test kehamilan.

Setelah dicoba keesokan paginya, jreeng ... jreeng ada 2 garis merah muda terlihat masih samar, meskipun masih agak ragu hingga menunggu sampai 1 minggu kemudian baru memeriksakan diri  ke bidan terdekat.

Setelah diperiksa dengan seksama terbukti jelas saya positif hamil sudah 6 minggu. Lalu saya ceritakan kepada semua anggota keluarga dan mereka menyambut gembira. 

Pada waktu kehamilan berumur 6 bulan sang suami mengalami sakit usus buntu dan harus segera dioperasi. Dengan menggunakan BPJS, saya menungguin suami di rumah sakit bersama Bude.

Hal ini dikarenakan Ibu saya harus menemani anak-anak dirumah. Setelah 4 hari rawat nginap di rumah sakit, suami pun diperbolehkan pulang kerumah oleh dokternya.

Pada masa penyembuhan otomatis suami menganggur kurang lebih 1 Bulan karena tidak bisa bekerja berat. Terpaksa saya harus menggantikan susu hamil dengan minum susu kedelai saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline