Lihat ke Halaman Asli

Nanda Nuriyana SSiTMKM

Praktisi dan Akademisi

Sebuah Tekad Hidup di Antara Keganasan

Diperbarui: 28 Mei 2021   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Terkadang ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Manis pahitnya kehidupan senantiasa mengikuti alur ketentuan Sang Pencipta. Selagi masih bernapas hal tersebut adalah mutlak akan kita hadapi sampai penghujung nyawa.

Beberapa fenomena ditemui dalam masyarakat terkait teknologi modern di era globalisasi ini. Kemajuan tersebut memudahkan relasi intens, demikian juga hubungan komunikasi antar personal semakin terjangkau aksesnya. 

Situasi ini diikuti oleh perkembangan sisi negatif lainnya, daya sensor yang minim menimbulkan perilaku berisiko di antara masyarakat komunitas tertentu. Sering kali kita melihat faktor menjamurnya PSK (Pekerja Seks Komersil) online, merupakan salah satu pintu masuk penyebaran penyakit HIV.

Menyongsong bonus demografi pada tahun 2030 mendatang, kita memiliki aset golongan usia muda,  hingga memperoleh benefit ketenagakerjaan produktif. 

Alih-alih kelemahan kontrol, menuai pertambahan jumlah Odha (orang dengan HIV-AIDS) pada usia remaja dan dewasa awal. Ada apa sih, di balik semua itu?

Sebuah fenomena gunung es siap meruntuhkan kekuatan dan menggambarkan kejadian yang sesungguhnya. Secara masif virus HIV melumpuhkan tekad anak bangsa. Jangan pernah menyerah selagi ada peluang bangkit berjuang meninggalkan keterpurukan. 

Beberapa istilah yang tiada asing lagi, HIV (Human immune virus), virus yang melemahkan kekebalan tubuh manusia. Aids (Acquired immune deficiency syndrom) melemahnya sistem kekebalan tubuh hingga timbulnya berbagai macam gejala penyakit infeksi opportunity pada Odha. 

Orang yang baru terpapar virus HIV, belum terdeteksinya virus pada hasil pemeriksaan darah kecuali memakai uji tes ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) dengan sensivitas tinggi. 

Pengidap virus HIV selama tiga bulan pertama, keakurasian dengan pemeriksaan laboratorium belum cukup jelas, cenderung tanpa gejala, berpotensi menularkan pada individu lainnya. Masa ini disebut window periode. Hal yang paling dilarang pada periode jendela adalah ikut mendonorkan darah kepada pihak yang membutuhkan.

Lalu, siapa yang bisa terkena virus HIV tersebut?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline