Lihat ke Halaman Asli

Menggugah Kearifan Lokal Konselor SMA Se-Madura dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Naratif

Diperbarui: 1 November 2022   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kekayaan kearifan lokal Madura mengundang Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) untuk melakukan pelatihan konseling naratif kepada konselor Se-Madura. Gagasan ini di prakarsai oleh Prof. Dr. Nur Hidayah M.Pd. sebagai ketua Tim Pengabdian. Ikut tergabung didalam Tim Pengabdian adalah Dr. M. Ramli., M.A., Drs. Lutfi Fauzan, M.Pd. dan Mahasiswa pendamping. 

Konseling Naratif merupakan model terapiutik yang praktis dalam pelaksanaan karena berisi kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh manusia dalam rutinitasnya, yaitu kegiatan bercakap-cakap serta menulis. Konseling naratif pertama kali di munculkan oleh Michel White dan David Epson (1990) yang berasal dari Australia. 

Asal muasal pelaksanaannya, konseling naratif berfokus pada kemampuan manusia untuk berpikir kreatif dan imajinatif sesuai dengan pengalaman hidup yang menghasilkan narasi-narasi cerita. Aplikasi pelaksanaan konseling naratif digemari oleh sebagian besar konselor di Indonesia, termasuk di Pulau Madura.

Satu hal yang penting diperhatikan adalah latar fitur konseling naratif berkembang dalam komunitas budaya barat, sedangkan kultur lokal tidak selalu berkesesuaian dengan budaya barat. Oleh karena itu, Tim Pendabdian Dosen UM mencoba memfasilitasi pengguaaan kekayaan kearifan lokal Madura dalam pelaksanaan konseling naratif dengan tetap menjaga konsep-konsep dasar layanan bimbingan dan konseling persekolahan. 

Kegiatan dikemas dalam rangkaian pelatihan yang disusun bersama ketua Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) ibu Sri Tarwiyati, S.Pd. yang ikut hadir bergabung dengan para peserta pelatihan. Kepala Cabang Dinas Pamekasan bapak Slamet Goestiantoko, M.Si. juga turut hadir untuk secara simbolis membuka acara pelatihan bersama Tim Pengabdian dan seluruh peserta. 

Peserta pelatihan berasal dari sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Madura yang terdiri dari wilayah Bangkalan 10 peserta, Sampang  peserta, Pamekasan 14 peserta, dan Sumenep  peserta dengan total peserta hadir dala pelatihan adalah 39 peserta.

Dokpri

Dokpri

Kegiatan pelatihan konseling Naratif berbasis kearifan lokal dibagi kedalam empat agenda utama yang masing masing didampingi oleh narasumber ahli. 

Sebelum memulai pelatihan, fasilitator menginstruksikan kepada peserta untuk mengerjakan pretest berkenaan dengan wawasan diri terhadap konseling berbasis kearifan lokal. Tujuannya agar peserta diakhir sesi pelatihan memperoleh makna belajar yang utuh. 

Agenda pertama yakni membekali pemahaman konseling naratif kepada peserta pelatihan yang disampaikan oleh Drs. Lutfi Fauzan, M.Pd. melalui jalur online berbantuan aplikasi Zoom. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline