Lihat ke Halaman Asli

Pengolahan Limbah Jerami Padi (Orizae Sativa) Berupa Tapai Jerami Solusi Cerdas Pakan Ternak Ruminansia

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Jerami merupakan hasil sampingan dari pertanian yang umumnya berasal dari padi. Ketersediaan jerami di Indonesia sangat melimpah terutama saat panen raya, hal ini dikarenakan hampir di setiap wilayah di Indonesia dapat di jumpai areal persawahan yang selain menghasilkan gabah juga menghasilkan jerami. Jika dilihat, pemanfaatan jerami ini masih belum optimal. Di Indramayu (2007), produksi jerami secara keseluruhan yaitu sebesar 500.000 ton pertahun (http://indramayubaru.com), kebanyakan dari petani tidak mendayagunakan jerami dan masyarakat membakarnya begitu saja, sisanya ada yang menggunakannya sebagai pakan ternak. Namun pakan ini belum memiliki kualitas yang pantas atau masih kurang baik sebagai pakan ternak. Jerami menyimpan nilai tambah jika masyarakat atau petani mau dan tahu cara mengolahnya sehingga dapat menghasilkan manfaat. Salah satunya yaitu dibuat menjadi tapai jerami melalui proses fermentasi.

Secara singkat proses pembuatan tapai jerami dibagi menjadi tiga bagian, pertama bagian persiapan yaitu proses pencacahan jerami, penimbangan, dan pencampuran dengan bahan tambahan. Kemudian proses pemeraman,yaitu jerami diperam selama kurang lebih 21 hari atau sekitar tiga minggu. Lalu yang terakhir bagian pengeringan,yaitu hasil fermentasi jerami dikeringkan dengan dianginkan paling lama sekitar satu jam, untuk kemudian diberikan kepada ternak dan sisanya dapat disimpan.

Fermentasi dapat meningkatkan beberapa aspek mutu pakan yang berkualitas, salah satunya yaitu nilai gizi dari jerami. Jika dibandingkan dengan jerami biasa tentu tapai jerami lebih unggul, dengan parameternya antara lain, kadar protein yangmeningkat dari 3,5% menjadi 7%, daya cerna atau daya serap yang juga meningkat dari 28% menjadi 55%. Selain itu keunggulan lain dari tapai jerami iniadalah lebih disukai oleh ternak (Pallatable) dan lebih tahan lama. Sehingga tapai jerami ini dapat digunakan sebagai cadangan pakan untuk ternak disaat pakanan hijau sulit didapat, misalnya saja pada saat musim kemarau tiba.

Implementasi gagasan ini akan berdampak baik kepada dua pihak utama, yaitu petani dan peternak. Untuk petani tapai jerami ini menjadi pengisi waktu pada saat menunggu masa panen dan menjadi pendapatan tambahan, untuk peternak bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas ternak karena pakan berkualitas dapat menaikkan bobot ternak dan jumlah susu yang dihasilkan. Selain itu lingkungan pun menjadi lebih terjaga, karena jerami tidak lagi dibakar seperti sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline