Petikan dawai mulai mengiringi
Bibir mulai bersenandung lirih
Seakan tak ingin diusik
Hanya ia dan pemeran hati
Termenung menatap angkasa
Lautan langit tergambar
Purnama berkilau benderang
Kelip berjuta bintang nan romansa
Sumilir angin menjelma
Nuansa rindu ku genggam
Pikirku menembus angan
Menautkanku pada lintas khayal
Kian larut hening
Angin menyelinap pori
Meraba kulit putih
Tanpa pilih kasih
Semua terjamah adil
Mengekspos semua lekuk, bergidik
Duduk berpeluk lutut
Bulir bening pelupuk meluncur
Meratapi bayangmu nan jauh
Rindu kian menderu
Tunggu tahan dulu
Hati tak akan jauh
Karna kau itu candu
Candu bak anggur merah sentuh bibir manisku
Secarik kertas berpena
Menuangkan hasrat tuk berjumpa
Kertas sket tergores perlahan
Melukis wajah rupawan
Obat rindu sekejap
Memendam diri bertahan
Berjarak denganmu sepekan
Serasa dua dasawarsa
Terobati penuh bersanding bila
Jemari bertaut mesra
Saling mengunci bola mata
Dalam dekapan hangat
Nan penuh kenyamanan
ANL,31.5.20.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H