Mulai belajar mengemudi ketika masih gadis di usia 25 tahun. Kala itu, ditempatkan di sebuah kantor cabang, memiliki aset mobil kantor dan beruntung memiliki bos yang pengertian. Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar mengemudi dengan seorang rekan kerja. Kenapa tidak ambil les mengemudi? Karena saat itu belum terpikir untuk membeli mobil dalam waktu dekat, di samping dana juga belum cukup, tetapi ditekadkan suatu saat nanti untuk memilikinya. Karena niat yang kuat, lumayan siap juga belajar nyetirnya.
Tiga tahun lalu di usia 33 tahun, suami merestui untuk saya membelinya. Hal itu di luar pikirannya selama ini, kaget karena dia tidak tahu kapan saya belajarnya. Saya diam-diam mengambil kursus singkat mengemudi dekat komplek rumah supaya semakin memantapkan diri dan mendapat langsung SIM A sebelum membelinya. Dengan kondisi kami memiliki dua anak yang akan bersekolah dan suami yang dinas luar kota, saya merasa harus mandiri dan melengkapi kenyamanan keluarga juga.
Memutuskan untuk membeli mobil 'manual', setelah berkonsultasi dengan pembimbing di tempat kursus, supaya bisa lebih aman dibawa keluar kota apalagi untuk pulang kampung karena 'medan' yang dilalui berbeda dengan jalanan di kota. Beberapa teman saya agak kaget juga karena kebanyakan para wanita lebih memilih 'Matic' dengan alasan susah pakai kopling, ribet gonta-ganti 'masuk gigi', jadi mereka katakan saya ini 'emak preman'. wkwkwwk
Setiap sekali dalam 3 bulan kami ke kampung di Siak tempat orangtua tinggal yang menempuh sekitar 5 jam perjalanan dari kota Pekanbaru, melewati jalan lintas Sumatera yang bersaing dengan bus antar kota, truk minyak, truk pengangkut kayu, jalanan sempit satu jalur, belum lagi jalan yang bergelombang, berlobang dengan tikungan tajam, menanjak, menurun, berdebu, lengkaplah di jalinsum, benar-benar membutuhkan fokus dan konsentrasi di jalan.
Jika kami berkendara ke sana (Siak), saya dan suami bergantian mengemudi. Awalnya dia ragu, tapi saya terus meyakinkannya bahwa saya mampu, yakin dan kami berkomitmen untuk tidak melewati atau melebihi batas kecepatan 100km/jam. Emak-emak sekalian, banyak manfaat loh jika kita bisa mengemudi.
Di era modern ini, tidak ada batasan yang berlebihan lagi antara pria dan wanita. Dengan bisa mengemudi, kita tidak merepotkan orang lain apalagi bila dalam kondisi urgent atau darurat. Bisa menghemat biaya juga, tidak perlu memakai jasa atau supir dalam aktivitas sehari-hari dan juga bila jalan-jalan atau pulang kampung bisa bergantian dengan suami, lumayan hemat. Akan tetapi yang perlu diingat, kuatkan mental dulu, tidak boleh ragu-ragu dalam berkendara loh, yang penting yakin saja.
Beberapa tips Aman Berkendara dari saya untuk kaum emak milenial jika ingin mengemudi di jalan Lintas maupun ToL :
1. Pastikan kesiapan kendaraan. Bisa didiskusikan dulu dengan suami atau jasa bengkel, tempat kalian biasanya service kendaraan, part mana yang harus dilengkapi atau diganti, supaya tidak ada masalah internal selama di perjalanan. Masalah internal ini yaitu masalah yang bisa timbul dari kendaraan yang digunakan itu, misalnya: aki atau antisipasi ban pecah.
Beberapa peralatan darurat jangan lupa dibawa, seperti : kotak P3K, ban cadangan, dongkrak. Masalah eksternal yaitu gangguan di jalan, misalnya jalan berlobang, debu atau asap yang mengganggu kenyamanan berkendara, belum lagi bila bertemu pengemudi lain yang ngebut dari belakang atau ugal-ugalan. Masalah ini bisa diatasi dengan memperlambat laju kendaraan kita dan memberikan jalan dahulu untuk para pengemudi yang dirasa mengganggu dan tetap konsentrasi, ya
2. Alangkah bagusnya, sebelum berkendara jauh atau keluar kota berdoa terlebih dahulu agar diberi keselamatan, bisa sampai dengan aman di tempat tujuan dan biasanya lebih adem atau tenang seperti ada semangat kecil jika melakukan ini.