Lihat ke Halaman Asli

Nancy FeliciaManao

Nancy Felicia Manao

Petani Milenial dan Peluang dalam Bertani Organik yang Ramah Lingkungan

Diperbarui: 16 Juli 2022   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sistem pertanian dulu yang banyak dipakai adalah dengan cara konvensional dengan melibatkan pupuk kimia atau pestisida kimia dan harganya terbilang sangat mahal dan tidak begitu baik untuk diberikan kepada konsumen karena memakai bahan kimia, terkadang tanaman yang telah memakai bahan kimia tersebut tetap saja ada yang mati atau tidak sehat. Oleh karena itu diperlukan pertanian yang sama-sama menguntungkan petani, konsumen dan lingkungan.

Untuk mewujudkan pertanian yang menguntungkan bagi semuanya, maka diperlukanlah orang-orang yang minatnya terhadap dunia pertanian salah satunya yaitu generasi muda atau bahasa gaulnya yaitu "Petani Milenial". Petani milenial merupakan seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kepedulian, minat, jiwa pada pertanian. Di era ini, banyak anak-anak muda yang dengan bangga menyatakan diri mereka adalah petani. Salah satu generasi muda yang bangga menjadi petani milenial yaitu Sofyan Adi Cahyono, yang telah mendirikan usaha tani yang berjaya di daerahnya.

Pada hari Senin, 11 Juli 2022, para mahasiswa FPB UKSW yang mengambil matakuliah Sistem Produksi Tanaman mengikuti kegiatan kunjungan ke Agroeduwisata P4S Citra Muda, Dusun Sidomukti, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang tidak lain merupakan usaha pertanian dari Sofyan Adi Cahyono atau sering disebut dengan Sayur Organik Merbabu (SOM). Usaha pertanian P4S Citra muda ini menjadi tempat edukasi kepada masyarakat dan juga petani yang ingin belajar lebih jauh tentang pertanian organik. Sofyan Adi Cahyono mengatakan bahwa membuka magang untuk para mahasiswa dimana 25 universitas telah magang di usaha pertanian ini dengan kurikulum yang berlaku di universitas masing-masing. Dikunjungan ini banyak sekali informasi-informasi penting yang disampaikan oleh Ketua Usaha tani P4S Citra muda.

Ketua P4S Citra muda ini menceritakan latar belakang mengapa ia beralih dari budidaya tanaman konvensional ke budidaya tanaman secara organik. Hal itu terjadi dikarenakan adanya penurunan hasil panen yang terjadi saat berbudidaya tanaman konvensional, lalu adanya resistensi hama & penyakit yang beragam jenisnya dimana yang akhirnya harus membeli pupuk atau pestisida kimia dengan harga ratusan ribu perbotolnya dan menggunakan nya dalam kurun waktu yang lama, kemudian tidak ingin para petani sakit karena pestisida kimia yang diberikan pada tanaman akan mempengaruhi kesehatan dari petani karena petani yang terbilang kurang menerapkan protokol kesehatan. Oleh karena permasalahan inilah, Sofyan Adi Cahyono mencoba beralih pertanian organik supaya agroekosistem dilahan bisa terbentuk dan kesehatan manusia juga terjaga.

Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang ramah lingkungan karena memperhatikan kesehatan tanaman, tanah dan manusia melalui praktek mendaur ulangkan unsur hara dan bahan organik, mengolah tanah secara tepat, dan bebas dari penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Manfaat dari pertanian organik ini adalah meningkatkan kualitas kesuburan tanah yang mana dapat meningkatkan kandungan bahan organik dan meminimalisirkan terjadinya erosi, lalu meningkatkan kualitas dari udara dimana pertanian organik ini mampu meminimalisir perubahan iklim global karena emisi gas rumah kaca, kemudian pertanian organik dapat mengurangi jumlah limbah baik dari kotoran ternak, jerami atau lainnya yang dianggap limbah pertanian karena limbah tersebut mempunyai nilai sebagai nutrisi dan ahan organik pada lahan. Kemudian pertanian organik ini dapat menciptakan keanekaragaman hayati karena sistem penanamannya yang beragam membuat adanya habitat yang sehat bagi banyak spesies.

Sofyan Adi Cahyono menjelaskan tantangan-tantangan yang dihadapi ketika menjalankan usaha pertanian ini yaitu di awal merintis usaha, pemasaran dan promosi yang awalnya sangat susah dikarenakan banyak orang yang masih tidak terlalu mengenal sayur organik, dalam pemasaran juga tidak semua supermarket mampu mengambil semua sayur organik tersebut dan terkadang hasil penjualan baru akan bisa cair setelah  1 bulan atau paling lama 3 bulan. Kemudian ketika SOM nya sudah mulai lancar namun pada awal awal covid-19 selama 3 bulan lamanya telah terjadi penurunan drastis produksi SOM sebesar 50%.

Pada penjelasan Sofyan Adi Cahyono mengatakan usaha pertanian organik miliknya ini memberikan peluang yang besar karena pada segi harga, produksi sayur organik menjadi stabil dikarenakan memotong langsung jalur para pengepul-pengepul yang akan membuat harga sayur organik menjadi tidak stabil kemudian permintaan produk semakin meningkat menjadi 15 ton/bulan, apalagi disituasi pandemi yang kebanyakan orang akan lebih was-was menjaga kesehatan mereka yang akhirnya akan membeli sayur organik yang aman bagi tubuh. Peluang lainnya yaitu pertanian organik ini menjadi salah satu yang membuat ekonomi di Indonesia menjadi meningkat .

Disana kami sempat untuk mengunjungi tempat pasca panen SOM dimana terdiri tempat pencucian yang menggunakan plasma ozon untuk membersihkan hasil panen dari kotoran-kotoran yang masih menempel. Berikut adalah beberapa foto hasil panen yang sedang di cuci dan yang sudah siap kemas:

dokpri

dokpri

dokpri

Oleh karena itu dilihat dari bertani secara organik ini, mampu membuat lingkungan yang sehat dan aman bagi makhluk hidup. Dalam mengembangkan pertanian organik ini maka dibutuhkan lah peran generasi muda atau "Petani Milenial". Peluang dalam bertani organik ini sangat lah banyak sehingga kita harus mampu terus berkreasi supaya menciptakan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melanjutkan? #Yangmudayangbertani.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline