Lihat ke Halaman Asli

Nay Yuripatasha

Nayla Yuripatasha Komaruddin

Rindu Akan Bangku SD

Diperbarui: 8 Februari 2019   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi

Disana ada awal, disana berujung akhir. Namun, percayalah bahwa akhir adalah satu-satunya hal yang akan mengingatkan kita pada awal ketika kita sudah melupakannya.

Aku mengambil sebuah photo yang tergeletak di lantai kamar tidurku. Photo itu sudah tersobek di bagian ujungnya dan terlipat di ujung satunya. Jemariku bergerak dan membuka lipatan yang ada di ujung photo itu.

Tampak anak-anak SD dengan balutan seragam putih sedang duduk dan di tengah-tengah mereka, tersenyumlah seorang guru yang tampaknya bahagia bisa duduk bersama muridnya. Photo itu diabadikan dengan kamera. Photo kelasku. Photoku dan teman-temanku ketika kami menikmati jenjang sekolah dasar bersama.

Kami memulainya bersama.

Kami mengakhirinya bersama.

Tak terasa sudah ribuan atau bahkan miliaran putaran yang sudah diselesaikan oleh jarum jam. Sudah berbulan-bulan sejak acara perpisahan kami. Pada awalnya, aku berpikir bahwa perpisahan adalah hal yang biasa. Hal yang tak perlu dipedulikan.

Kini, aku sadar, seolah olah ada tangan yang baru saja menamparku dan menarikku kembali ke dunia nyata. Ketika aku lupa dengan awal, awal dimana kami memulai jenjang SD bersama, tertawa dan bersuka ria bersama, melewatkan suka maupun duka bersama, perpisahan adalah sesuatu yang akan menyadarkan kita kembali untuk mengingat semua itu pada akhirnya.

Ketika kau lupa apa itu arti persahabatan, kau akan sadar ketika persahabatanmu tinggal berupa kenangan. Sesuatu akan terasa berharga dan perlu ditangisi ketika sesuatu itu sudah berakhir. Ketika sesuatu itu sudah menghilang, pergi terbawa arus ombak.

Sekarang, aku seolah-olah dibuat sekarat dan pasrah oleh rindu. Rindu akan masa-masa dimana aku duduk di bangku SD mulai menjalar masuk merambati pikiranku dan menjalar diantara tulang rusukku lalu sampai di jantungku, lalu melilitnya tanpa ampun.

Aku sepertinya tak perlu membuang buang waktu lebih lama lagi seelum semua yang akan kusampaikan akan kembali kurenung dan kupenjara dalam hati mungilku. Aku ingin mengobati rindu ini dengan kata-kata yang sekiraku akan mempan. Kata-kata bagi siapapun terutama kawan masa sekolah dasarku yang mendengar atau membaca ini semua.

Pertama, jemari ini terdesak untuk menuliskan nama Ummi Naila Ali, Jasmine Shofa Kamila, Kayla Puti, Najwa Aurellia, Khansa Nahdah, dan Rania Zafrina. Enam nama dengan enam pribadi yang berbeda. Apa kabar kalian? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline