Lihat ke Halaman Asli

Nana Wihana

Writer and Blogger

Keputusan Menjadi Penulis

Diperbarui: 27 Maret 2021   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tak pernah terbayangkan sebelumnya kegiatan menulis menjadi makanan sehari-hari. Tiada hari tanpa menulis. Tulisan tidak selalu dishare ke berbagai medsos ataupun blog. Kebanyakan tersimpan rapih di folder laptop untuk kemudian dijadikan draf dan dikelompokan sesuai temanya masing-masing. Hal ini untuk memudahkan jika akan dibukukan nanti. Cara ini paling efektif dalam rangka mengatasi berbagai macam ide yang muncul liar.

Kegiatan menulis ini berawal dari perasaan tidak aman dan nyaman. Adanya kekecewaan dan rasa tidak puas terhadap kondisi saat ini yang tidak kunjung membaik. Di tahun kedua ini ingin ada sesuatu yang lebih bermanfaat. Menulis bukan sekedar hobi ataupun kesenangan belaka, akan tetapi sudah merupakan kebutuhan bahkan sudah menjadi candu. .  

Mungkin untuk sebagian orang menulis bisa dijadikan profesi sampingan ataupun profesi utama. Sepertinya menjadi penulis akan memiliki banyak penggemar. Akan diundang kesana-kemari, bisa keliling ke berbagai daerah dan mendapatkan honorarium dari kegiatan tersebut. Belum lagi dapat royalty yang akan mengalir ke rekening pribadi. Tampaknya asyik banget kan?

Setiap penulis pasti memiliki tujuannya masing-masing, seperti ingin karyanya bisa menginspirasi banyak orang. Ingin karyanya menjadi ladang amal kebajikan, ingin membuat keluarga bangga dan lain sebagainya.

Adalah sebuah prestasi yang membanggakan jika kita sudah mulai berani mempublikasikan karya di berbagai sosmed. Kini, kitapun tidak takut untuk mengikuti berbagai lomba menulis ataupun mengirimkan tulisan kita ke beberapa surat kabar. Membaca buku yang membahas seputar kegiatan menulispun akan dibacanya dengan tekun.

Langkah-langkah kecil ini semakin memantapkan kita untuk menjadi seorang penulis. Akan tetapi diam-diam masih ada resistensi pada diri kita. Apakah menjadi seorang penulis merupakan pilihan yang tepat. Keraguan ini makin bertambah dari penolakan orang-orang terdekat. Sementara di sisi lain, hati ini seolah-olah masih berkeinginan untuk lanjut menjadi seorang penulis.

Kala kita berpikir bahwa menjadi penulis berarti 100% hidup kita bergantung dari hasil menulis. Punya opini demikian tentu boleh-boleh saja. Padahal dalam realitasnya, banyak penulis juga berprofesi di bidang lain.

Jalan dalam meraih cita-cita tentu banyak rintangannya. Demikian juga menjadi seorang penulis tidaklah semudah dan selancar memasukai jalan tol. Ada banyak tantangan yang harus kita hadapi. Memang tidak mudah, akan tetapi tidak sulit juga seandainya kita tahu cara-caranya.

Jika tekad kita sudah bulat ingin menjadi penulis, dan kenyataannya memang profesi yang satu ini tetap masih prospektif. Akhir-akhir ini semakin banyak dan beragam bidang yang membutuhkan jasa seorang penulis. Peluang-peluang itu terbuka lebar, dan kitapun bisa mengambil kesempatan itu sebaik mungkin. Langkah awal untuk menjadi seorang penulis adalah mempublikasikan karya-karya kita di berbagai media. Karya-karya kita bisa berupa buku, novel, cerpen dan lain-lain yang kemudian dikirim ke penerbit ataupun bisa self-publishing. Kemudian teruslah menulis dan berkarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline