awalnya aku cium-ciuman akhirnya aku peluk-pelukan tak sadar aku dirayu setan tak sadar aku ku kebablasan *courtesy of LirikLaguIndonesia.net reff: ku hamil duluan sudah tiga bulan gara-gara pacaran tidurnya berduaan ku hamil duluan sudah tiga bulan gara-gara pacaran suka gelap-gelapan
[caption id="attachment_137360" align="alignnone" width="300" caption="dugem"][/caption] Itulah sepenggal syair lagu yang sedang ngetrend saat ini. Hampir semua radio dan televisi menyiarkan dan menayangkan lagu tersebut. Penjaja VCD bajakan, panggung-panggung organ tunggal di kampung-kampung tidak ketinggalan untuk membawakan lagu yang diciptakan oleh Tjahjadi Tjajanata Ishak dan dipopulerkan oleh Tuty Wibowo. Situs video sharing juga banyak dikunjungi oleh para netter dengan kata kuci "Hamil Duluan". Lantas, apa yang salah dari lagu ini, diiringi musik yang rancak dalam tempo cepat, siapapun akan ikut bergoyang ketika mendengarnya. Lagu merupakan sarana untuk menyampaikan pesan moral, amanat dari si pencipta kepada pendengarnya yang dibalut dengan iringan musik dan dibawakan oleh penyanyi. Ketika kita mendengarkan musik, dapat merubah mood (suasana hati) yang tadinya sedih menjadi riang. Musik juga dipercaya sebagai cara untuk mengobati stress. Dilihat dari liriknya lagu "Hamil Duluan" sangat sederhana, hanya terdiri dari 4 baris ditambah ref 4 baris. Tapi isinya, luar biasa, sekan-akan menjadi panduan buat para remaja untuk melakukan tindakan amoral (perzinahan). Akhir-akhir ini, sudah bukan barang baru, ketika seorang wanita bisa hamil tanpa proses menikah terlebih dahulu. Celakanya lagi, lagu ini dibawakan dengan jingkrak-jingkrak, suasana gembira, tanpa penyesalan, seakan-akan mereka mengajak kepada masyarakat: ayo, tiru perbuatan seperti ini (perzinahan), ini budaya hidup modern, dsb. Dan lagu-lagu semacam ini sedang menjadi trend, tengok saja beberapa judul lagu sebelumnya yang telah menjadi hits, seperti Cinta Satu Malam (One Night Stand) yang menceritakan tentang pergaulan bebas. Parahnya lagi, dari anak-anak kecil, remaja, sampai dewasa hapal lirik lagu seperti ini. Masyarakat juga menganggap hal ini sebagai sebuah kewajaran, dan menjadikan lagu-lagu ini laris manis. Subhanaallah, sudah separahkah kebobrokan moral bangsa ini...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H