Lihat ke Halaman Asli

Menengok Aalsmeer, Pusat Lelang Bunga Terbesar Dunia

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13822555681881433364

“Besok kita ke Pusat Lelang Bunga Aalsmeer, pusat lelang tanaman hias terbesar dan terhebat di dunia,” demikian ujar Arjan, selepas lunch-break siang itu.  Arjan adalah salah satu dosen pada program kursus Export Management and Global Trade in Horticulture, yang sedang saya, dan 29 peserta lain ikuti di HAS Den Bosch University, di kota ‘s-Hertogenbosch, Belanda, Oktober-November, 2010 (artikel terkait di sini).

[caption id="attachment_286443" align="alignnone" width="640" caption="Bunga indah dari seluruh dunia siap lelang di Pusat Lelang Bunga Aalsmeer (foto : www.layoveramsterdam.com)"][/caption]

Saya melongo, demikian juga 29 peserta yang terdiri dari petani dan pelaku usaha tanaman hias asal Jawa Timur. Betapa tidak; ini adalah saat yang kami nanti-nantikan; menyaksikan dari dekat kegiatan lelang bunga di pusat lelang bunga terbesar dan terhebat di dunia. Tak semua orang bisa berada di pusat lelang itu tanpa alasan yang jelas.

Besoknya, hari Kamis, di minggu pertama rangkaian kursus, setelah menempuh perjalanan setengah jam bermobil dari ‘s-Hertogenbosch, kami sampai di kota Aalsmeer menjelang pukul 7 pagi, saat yang tepat untuk berkunjung ke Bloemenveiling Aalsmeer atau Aalsmeer Flower Auction alias Pusat Lelang Bunga Aalsmeer.

“Lelang bunga dimulai pukul 7 pagi dan berakhir sekitar pukul 9,” kata petugas yang menyambut kami. Dari petugas penyambut yang berbahasa Inggris itu, saya menyimak informasi awal tentang pusat lelang ini. Sebagai pusat lelang terbesar di dunia, Pusat Lelang Bunga Aalsmeer menempati kawasan seluas 990.000 m², setara dengan 200 lapangan sepak bola.. Setiap hari, berbagai macam tanaman hias segar tiba di pusat lelang pada pukul 4 pagi dari seluruh Belanda, Eropa, Asia,Afrika, dan negara-negara Amerika Latin. Produk-produk tanaman hias segar ini harus menjalani 30 tahapan proses grading (kualitas, kesegaran, ukuran, kemungkinan penyakit dan lain-lain) sebelum ditetapkan sebagai tanaman hias layak lelang dan diberi peringkat mutu A1, A2 dan B.

[caption id="attachment_286445" align="aligncenter" width="563" caption="Auction Hall, sejumlah bidders siap menawar (foto : Nana Roesdiono)"]

138225567560696355

[/caption]

Petugas mempersilakan kami naik ke balkon. Dari Balkon itu kami mendapatkan pemandangan ke Auction Hall, yang dibatasi kaca tembus padang. Auction Hall itu berada di bawah kami, dan memiliki meja-meja dalam barisan-barisan trap-trap menurun persis pemandangan di bursa efek. Kami bisa melihat meja-meja yang dilengkapi peralatan komputer canggih mulai dipenuhi orang.

“Itu adalah bidders, para penawar dan tengkulak bunga yang datang dari berbagai negara,” ujar petuga, “Tunggu sesaat lagi, lelang bunga akan dimulai”

Kami bertigapuluh menatap dengan mata nyaris tak berkedip. Dua layar besar (kiri dan kanan) yang berada di hadapan para bidders menyala dan menayangkan ucapan selamat datang. Lelang dimulai. Masing-masing layar kiri dan kanan menayangkan foto bunga yang akan dilelang, lengkap dengan nama bunga, spesifikasi produk, grade, kuantitas, , asal negara dan harga.

[caption id="attachment_286446" align="aligncenter" width="586" caption="Para bidders menghadap layar informasi produk (foto: Nana Roesdiono)"]

13822558241308305219

[/caption]

Apakah para bidders hanya bisa melihat foto bunga? Ternyata tidak. Dari rel yang melingkari masing-masing layar, datanglah trolley-trolley yang mengangkut bakpbak bermuatan sample bunga yang sudah tertata rapi. Jadi, ini semacam ‘beauty-contest’ bunga. Pada saat inilah para bidders menginputkan angka penawaran pada komputer di masing-masing meja. Trolley-trolley sampel itu berjalan tidak pelan dan tidak diulang; dan dengan demikian para bidders tak bisa berlama-lama berpikir

“Berbeda dengan sistem lelang konvensional yang dimulai dari angka rendah ke angka tinggi,, sistem lelang di pusat lelang ini justru dimulai dari angka tertinggi. Pemenang lelang adalah bidder yang angka tawarnya persis di bawah angka patokan kami. Inilah yang disebut sebagai Dutch Auction, Ini dimaksudkan agar kami tetap bisa mengendalikan harga terbaik,” ucap petugas.

Uih! Ini menarik sekali, pikir saya.

“Lalu, apa yang terjadi dengan bunga-bunga yang sudah terjual?” saya bertanya pada petugas.

“Data dari komputer pemenang lelang di meja-meja itu langsung terbaca di pusat informasi kami. Bunga-bunga yang sudah terjual langsung diangkut melalui trolley pada rel-rel delivery sesuai tujuannya : Eropa, Asia, Afrika dan sebagainya,” ujar petugas, sembari mengisyaratkan agar kami mengikutinya ke kawasan di balik Auction Hall.

[caption id="attachment_286448" align="aligncenter" width="586" caption="Bunga-bunga yang terjual langsung diluncurkan menuju kawasan packing dan kontainer pengangkut (foto : Nana Roesdiono)"]

1382255913596644752

[/caption]

Di belakang dinding itu kami melihat bunga-bunga yang sudah terjual seperti secara otomatis meluncur di atas trolley pakai rel ke kawasan pengiriman. Di masing-masing kawasan delivery itu telah menanti awak-awak pusat lelang yang siap dengan proses packing.

[caption id="attachment_286450" align="aligncenter" width="528" caption="Bunga siap dikirim ke negara tujuan pembeli (foto : Nana Roesdiono)"]

13822561431764802622

[/caption]

Setelah proses packing, bunga langsung diangkut ke masing-masing kontainer, dan container-kontainer itu kemudian saat itu siap diberangkatkan ke Bandara Schiphol Amsterdam (10 menit dari Aalsmeer) atau ke pelabuhan Rotterdam (90 menit dari Aalsmeer).

[caption id="attachment_286449" align="aligncenter" width="586" caption="Truk siang angkut bunga ke Norwegia dari Aalsmeer (Foto : Nana Roesdiono)"]

1382256004548506503

[/caption]

“Apakah pernah terjadi salah kirim, salah barang atau salah grade barang?” tanya saya.

“Sangat minim,” kata petugas. “Semua proses dikerjakan dengan komputer dan mesin serta petugas-petugas yang bergerak cepat dan cermat,” petugas itu menunjuk kawasan pengatur delivery di bawah sana. Seliweran trolley di atas rel atau kotak-kotak bunga yang diangkut dari satu tempat ke tempat lain dengan semacam otoped berkemudi memang menunjukkan kerumitan sekaligus kecermatan dan kecepatan kerja.

[caption id="attachment_286451" align="aligncenter" width="586" caption="Kesibukan di Distribution Hall (foto : Nana Roesdiono)"]

13822563181027858715

[/caption] [caption id="attachment_286452" align="aligncenter" width="586" caption="Kerja cermat di Distribution Hall (foto : Nana Roesdiono)"]

13822563761079429372

[/caption]

“Kami ingin barang pesanan segera dikirim dan segera sampai di negara tujuan pembeli dalam keadaan segar,” kata petugas.

Petugas mengijinkan kami mengeksplorasi semua bagian pusat lelang itu. Tak habis-habisnya saya kagum cara negara ini menangani pusat distribusi perdagangan tanaman hias kelas dunia itu. Sejumlah trolley darat dan trolley gantung berseliweran, membagi bak-bak berisi tanaman hias sesuai dengan kawasan tujuan delivery.

[caption id="attachment_286453" align="aligncenter" width="586" caption="Bunga-bunga dalam bak trolley, menuju ke kontainer pembeli (foto : Nana Roesdiono)"]

13822564461483253539

[/caption]

Lelang hari itu berakhir pukul 9 pagi. Petugas kemudian mengajak kami memasuki sebuah ruangan pertemuan. Di ruangan itu telah menanti seorang lelaki, yang adalah kepala lembaga pusat lelang yang menangani bidang-bidang advisory tataniaga dan kualitas bunga export.

“Tanaman hias adalah bisnis utama negeri Belanda,” pria itu menjelaskan, “Bisnis itu terwakili melalui Pusat Lelang Aalsmeer yang berdiri sejak tahun 1917. Pusat Lelang Aalsmeer terbuka untuk umum antara jam 7 sampai jam11 pada hari-hari Senin, Selasa, Rabu dan Jumat, dan antara pukul 7 sampai pukul 9 pada hari Kamis. Tidak ada lelang pada Sabtu dan Minggu. Setiap hari, sekitar produk tanaman hias dari 6.000 petani di seluruh dunia rata-rata 20 juta bunga terjual pada kurang lebih 2.000 pembeli. Angka penjualan ini bisa meningkat pada momen-momen tertentu, misalnya menjelang Valentine’s Day dan Mother’s Day. Nilai transaksi pertahun dari pelelangan ini adalah sekitar 2 milyar Euro (Rp 30.924.000.000.000)”

[caption id="attachment_286454" align="aligncenter" width="586" caption="Produk tanaman hias Grade A (foto : Nana Roesdiono)"]

1382256577772555272

[/caption]

Alamak! Bisnis hebat banget!

Saya ingin tahu lebih lanjut tentang nasib bunga yang tidak lolos uji seleksi dan tidak terjual. Saya tanyakan ini pada pria yang saya lupa namanya itu.

“Bunga yang tidak lolos seleksi dan tidak terjual kami bakar habis. Kami tidak pernah menjual obral bunga sisa atau bunga yang tidak lolos seleksi. Bunga yang tidak laku kami bakar dengan tujuan untuk menjaga kewibawaan harga, dan bunga yang tidak lolos seleksi kami bakar untuk menghindarkan penularan penyakit tanaman,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa lembaganya juga bertugas memberikan jasa kepenasehatan kepada petani peserta lelang mengenai kualitas tanaman, cara menangani tanaman, penetapan harga (pricing) dan keseinambungan produksi (sustainability). “Ini penting untuk memastikan bisnis besar ini tetap memiliki keseimbangan permintaan dan penawaran,” katanya.

[caption id="attachment_286455" align="aligncenter" width="586" caption="Saya, numpang narsis, dengan latar belakang distributioin hall (foto : Nana Roesdiono)"]

13822566821738418880

[/caption]

Puaslah hati ini hari itu dengan pengalaman yang teramat berharga mengenai bisnis tanaman hias, tataniaga dan peluang-peluangnya. Seusa dari pusat lelang, tim kami beranjak ke Pasar Bunga Aalsmeer dan Flora Holland. Flora Holland adalah etalase perkumpulan petani bunga Belanda (semacam koperasi petani tanaman hias) yang belakangan (Januari 2008) bergabung untuk memperkuat Pusat Lelang Aalsmeer.

Saya akan mengisahkan Flora Holland –yang tak kalah serunya dengan Pusat Lelang Aalsmeer--pada lain kesempatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline