Belajar dari "Fajri" (bukan nama sebenarnya), sahabat tuna rungu yang shaleh
Fajri adalah sosok yang dikenal sholat berjamaahnya terjaga, Sodakohnya nyata, akhlaknya terpelihara, dan berbagai bukti-bukti ketaatannya ke Allah begitu nampak semakin terasa dari waktu ke waktunya
Fajri yang tuna rungu tetapi sudah taat kepada Allah, bisa jadi sepanjang hidupnya belum sekalipun mendengarkan kata Allah di telinganya
Bisa jadi karena ia tuna rungu, maka ia belum pernah mendengarkan kisah-kisah teladan Rasulullah
Sering kita berpikir, dimulai dari mendengar dulu, kemudian mencerna apa yang didengar, barulah turun hidayah. Benarkah?
Bagaimana dengan mereka sahabat-sahabat kita yang sudah terlanjur taat yang sudah mendapatkan nikmatnya bertaubat di tengah ujian menjadi tuna rungu yang gak bisa mendengar?
Allah kuasa, makhluk tak kuasa
Sungguh hanya Allah yang kuasa, manusia tidak memiliki daya dan tidak bs berupaya apa-apa tanpa izin Allah..
Kita manusia hakikatnya jauh dari "ber" dan "me", kita hakikatnya adalah "di"
Untuk memahami sesuatu kita harus belajar. Hanya saja bukanlah karena kita ber-ajar/belajar lalu kita memahami atau lalu kita pintar. Kepahaman atas sesuatu atau kepintaran adalah sesuatu yang di-berikan Allah.
Jika sakit, sebaiknya kita berobat. Hanya saja bukan karena kita ber-obat, lalu sembuh. Kesembuhan adalah sesuatu yang di-peroleh dari Allah.
Untuk raih Ridha Allah, kita harus bertaubat. Hanya saja bukan karena kita ber-taubat lalu kita beriman lalu kita bisa meraih Ridha Allah.
Kasih sayang Allah yang di-kucurkan untuk kitalah, yang membuat kita terjaga kita di-jauhkan dari berbuat maksiat.