Negara kita tercinta ini tidak terlepas dari kata "pengangguran" dimana kata tersebut sebagai penyebab warga negara indonesi menjadi TKI sebagai solusi yang paling cepat mengatasi masalah tersebut. Salah satu tindakan yang dapat diambil bagi warga negara indonesia yaitu hanya menjadi TKI seperti pekerja rumah tangga khusunya lagi menjadi TKI di negara tetangga yaitu negara Malaysia.
Menjadi TKI yang hanya bekerja sebagai PRT dipilih warga negara indonesia karena kepolosan mereka, seperti masyrakat yang berasal dari kampung mereka berfikir menjadi TKI akan mendapatkan gaji yang banyak. Ada juga yang karena tidak memiliki skill apapun yang dapat ditonjolkan sehingga memilih menjadi TKI untuk memperbaiki kehidupan ekonomi masing-masing.
TKI merupakan penghasil terbesar devisa negara, semakin banyak warga negara indonesia menjadi TKI maka semakin meningkatkan devisa negara kita sendiri. Dengan adanya WNI yang pergi menjadi TKI maka semakin banyak pula yang akan menjadi mantan TKI, karena jika mereka sudah di pecat atau keluar dengan berbagai alasan seperti yang kita tahu sendiri seperti apa nasib TKI kita di negara orang, maka TKI kita akan menganggur lagi. Mereka tidak akan memiliki pekerjaan lagi.
Mungkin dengan adanya pelatihan TKI untuk membuka lapangan pekerjaan dapat membantu pemerintah juga untuk membuat suatu gagasan dengan membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan skill yang sudah diperoleh dari pelatihan tersebut.
Dengan begitu bagi TKI yang sudah bisa membuka lapangan usaha sendiri maka sangat membantu pemerintah menemukan gagasan wirausaha. Saatnya TKI yang berwirausaha, memerangi pengangguran bagi sesama mantan TKI. Namun jika TKI belum memiliki kemampuan untuk membuka usaha sendiri, semoga pemerintah dapat membuat lapangan pekerjaan bagi TKI sehingga nantinya mereka bisa tumbuh dengan skil-skil yang semakin terasah dan lantasnya mengurangi "pengangguran" bagi mantan TKI yang semakin banyak.
Sumber ; radio rgs Fm Ponorogo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H