Lihat ke Halaman Asli

nanang musafa

Penulis dan Guru Bloger

Gelar Sarjana (Jangan) Hanya Pepesan Kosong

Diperbarui: 12 Februari 2023   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

GELAR SARJANA (JANGAN) HANYA PEPESAN KOSONG

Oleh : Nanang M. Safa

Sarjana adalah status indah yang diimpikan oleh siapapun yang berstatus mahasiswa. Karena ketika seseorang telah mencapai tingkat kesarjanaan tertentu (berhasil meraih gelar sarjana), maka paling tidak dia akan mengalami peningkatan status sosial setingkat lebih tinggi dari sebelumnya. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah konsekuensi bagi keberadaan seorang sarjana di tengah-tengah masyarakat berupa setumpuk problem global yang tidak memandang disiplin keilmuan seorang sarjana.  

Berangkat  dari persepsi bahwa sarjana adalah agent of change, maka tidak salah kiranya jika masyarakat menaruh harapan lebih terhadap keberadaan seorang sarjana di tengah-tengah mereka. Inilah yang harus disadari oleh seorang sarjana. Jangan sampai muncul ungkapan "itu bukan bidang saya" dari lesan seorang sarjana. Ini hanya akan membuat masyarakat kecewa terhadap keberadaan seorang sarjana.

Namun ketika kita membuka mata dan memandang fenomena di sekitar kita, kemudian kita menelusuri realitas empiris yang melingkupinya, tidak sedikit kita jumpai kesenjangan antara yang seharusnya fungsi kesarjanaan (das solen) dengan kenyataan perilaku sarjana (das sein). Tidak sedikit sarjana yang tidak mampu memahami posisinya di dalam masyarakat. Sehingga harapan masyarakat terhadap keberadaan sarjana tidak dapat difahami sebagai suatu yang logis, bahkan dianggap berlebihan. Akibatnya tidak sedikit masyarakat yang kecewa dan berpandangan sinis terhadap para sarjana yang statis dan apatis itu.

Fenomena lain yang sering kita lihat adalah bahwa para sarjana hanya sibuk berkorelasi dengan kepentingan pribadi, sehingga ragam persoalan yang menyesaki lingkungan sosialnya tidak diperhatikan alias dicuekin. Atau ketika seorang sarjana disodori masalah yang menantang kemampuannya untuk menyelesaikannya justru ia akan lari dari tanggung jawab atau memperbodoh diri dengan mengatakan "itu bukan bidang saya". Dengan demikian tidak usah kebakaran jenggot jika muncul celetukan di masyarakat  bahwa seorang sarjana ternyata tidak lebih hanyalah sebagai "pepesan kosong" yang dikemas dalam embel-embel gelar di selembar kertas bernama ijazah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline