Lihat ke Halaman Asli

nanang musafa

Penulis dan Guru Bloger

Diklat Publikasi Ilmiah bagi Guru

Diperbarui: 5 Februari 2023   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

DIKLAT PUBLIKASI ILMIAH BAGI GURU

ANTARA TUNTUTAN DAN KEBUTUHAN

Oleh: Nanang M. Safa

 

Menghasilkan publikasi ilmiah adalah salah satu tuntuan bagi seseorang yang berprofesi sebagai guru. Sebagaimana dinyatakan dalam Permen PAN-RB  Nomor 16 Tahun 2009. Pada BAB VII pasal 16  jelas dinyatakan bahwa untuk kenaikan pangkat dan golongan bagi guru dari III/a sampai ke IV/e, guru disyaratkan memiliki karya tulis ilmiah, termasuk dalam bentuk buku. Namun kenyataannya, sedikit sekali guru yang dapat menghasilkan publikasi ilmiah yang bisa memenuhi ketentuan Permen PAN-RB tersebut. Hal ini tentu saja dapat merugikan guru itu sendiri maupun lembaga pendidikan tempat di mana dia ditugaskan.

Seperti pernah dikemukakan Sulistiyo, mantan ketua PGRI bahwa ada sekitar 800.000 guru yang stagnan di IV/a karena tidak bisa membuat karya tulis ilmiah. Di SD, sebanyak 30,4 persen guru terhenti di golongan IV/a. Di SMP, guru golongan IV/a sebanyak 28,3 persen. Hanya sedikit yang bisa ke golongan IV/b ke atas, bahkan tidak ada guru SD dan SMP yang bisa ke IV/e (Kompas, 6/11/2014).

 

Sejalan dengan Program Literasi Sekolah

Gong literasi telah ditabuh. Pemerintah sepertinya tidak ingin tertinggal lebih jauh lagi dengan negara tetangga. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama kini sedang menggalakkan literasi bagi peserta didik dan tenaga pendidik.

Literasi terutama berkaitan langsung dengan kegiatan membaca dan menghasilkan karya tulis. Keterampilan membaca berperan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Membaca adalah gerbang pengetahuan. Tentu semua sudah maklum bahwa siapapun yang malas membaca maka akan sempit pengetahuan. 

Orang yang sempit pengetahuan tentu juga akan miskin inovasi. Menghasilkan karya tulis menjadi bukti otentik bagi bangsa yang suka membaca. Karya tulis yang dipublikasikan di media massa, baik cetak maupun elektronik menjadi bukti nyata bahwa bangsa tersebut memang bangsa yang cinta ilmu pengetahuan dan memiliki peradaban yang maju. Sebesar apapun suatu bangsa jika tidak diabadikan dalam karya tulis maka dalam kurun tidak lama bangsa tersebut akan terhapus dari sejarah dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline