Berita tentang Deddy Corbuzier yang diangkat menjadi Letnan Kolonel Tituler Angkatan Darat oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, sempat menarik perhatian publik dan menjadi topik perbincangan hangat beberapa waktu lalu di media sosial.
Keterangan dari media, pengangkatan dan pengesahaan Deddy Corbuzier menjadi Letkol Tituler Angkatan Darat atas dasar pertimbangan kemampuannya yang dianggap dibutuhkan TNI, yakni dalam kapasitas komunikasi di media sosial untuk menyebar pesan kebangsaan dan sosialisasi tugas-tugas TNI dalam rangka menjaga pertahanan RI. Selanjutnya Deddy akan bertugas sebagai Duta Komponen Cadangan di lingkungan Kemhan.
Dasar pangkat Tituler berdasar pada PP Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit. Pasal 5 ayat 2 Pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menurut sifatnya dibedakan sebagai berikut: (2) Penggunaan pangkat tituler hanya berlaku selama yang bersangkutan memangku jabatan keprajuritan yang menjadi dasar pemberian Pangkat tersebut dan mendapat perlakuan administrasi terbatas.
(3) Warga Negara yang diberi pangkat tituler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku hukum militer dan berada dalam kewenangan peradilan militer sebagaimana yang berlaku bagi Prajurit. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pangkat tituler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Panglima.
TNI sebagai institusi memiliki tujuan yang ingin dicapai. Seperti hal nya yang dilakukan perusahaan atau organisasi pada umumnya, perlu mengoptimalkan sumber daya guna mencapai tujuan. Kementerian Pertahanan memandang Deddy sebagai selebritis dan YouTuber yang memiliki kemampuan komunikasi di media sosial dapat digunakan untuk membantu TNI dalam menyampaikaan pesan dan menjaga pertahanan RI melalui unggahan di media sosial.
Pada era digital ini, peran media sosial cukup besar bagi masyarakat. Media sosial mampu menyebarkan pesan dan informasi secara lebih cepat dan luas. Deddy sebagai YouTuber memiliki kemampuan untuk melakukan dialog dengan tokoh-tokoh bangsa dalam laman YouTube nya. Dialog tersebut dipandang dapat memberikan informasi dan gagasan yang lebih baik bagi institusi TNI. Bahwa informasi memberikan peran penting bagi organisasi (institusi), sehingga organisasi bergantung pada perkembangan informasi guna menjalankan organisasi secara efektif dalam mencapai tujuan. Weick (1979 dalam West., & Turner, 2021).
Suatu organisasi, institusi, perusahaan maupun Lembaga memiliki struktur organisasi, di mana struktur tersebut merupakan "alat" yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuannya. Struktur dalam organisasi dapat berbentuk beberapa lapisan, seperti misalnya struktur yang menempati peringkat atas atau pemegang kebijakan organisasi, struktur menengah (level manajer), dan struktur pelaksana yang menempati peringkat lebih bawah. Dari struktur yang ada tersebut, digunakan oleh organisasi untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
Fokus teori informasi organisasi yang dikemukakan West., & Turner (2021) adalah bahwa komunikasi informasi sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Sangat jarang satu orang atau satu departemen dalam suatu organisasi memiliki semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Pengetahuan ini biasanya berasal dari berbagai sumber. Pemikiran sistem sangat berguna dalam memahami hubungan timbal balik yang ada di antara berbagai unit organisasi.
Organisasi biasanya terdiri dari berbagai departemen, tim, atau kelompok. Meskipun unit-unit ini mungkin fokus pada tugas-tugas independen, tujuan organisasi secara keseluruhan biasanya membutuhkan dan mengintegrasikan berbagai informasi yang dimiliki masing-masing tim untuk sampai pada solusi atau kesimpulan.
Weick (1995 dalam West., & Turner, 2021. h. 281) mengemukakan bahwa organisasi atau institusi memerlukan sebuah komunikasi antar individu, seolah-olah organisasi tersebut berbicara pada diri mereka sendiri. Setiap anggota memiliki informasi yang berkembang dalam lingkungan fisik, informasi tersebut diterima anggota lalu disampaikan kepada anggota lain, atau kepada struktur yang lebih tinggi. Dalam teori informasi organisasi yang dikemukakan oleh West., Turner (2021) mengartikan bahwa aktivitas utama organisasi adalah untuk memahami informasi yang samar-samar dan ambigu.
Oleh karena itu butuh sumber daya yang dirasa mampu untuk menjelaskan informasi tersebut, karena di dalam organisasi terjadi kemungkinan bahwa satu anggota dengan anggota lain tidak memiliki kemampuan atau memiliki informasi yang lengkap, sehingga memutuhkan informasi lain dari anggota atau sumber daya lain. Suatu organisasi akan berhasil dalam pencapaian tujuan apabila mereka mampu untuk mengurangi ketidakjelasan informasi. Karena dengan informasi yang lengkap dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dan strategi organisasi.