Lihat ke Halaman Asli

Modul Ajar Inovati, Kolaborasi Mahasiswa Unnes Lantip 4 dan Guru di SMK Negeri 1 Kudus

Diperbarui: 1 November 2024   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pendidikan vokasi di Indonesia terus berkembang, seiring dengan kebutuhan akan lulusan yang siap kerja dan memiliki keterampilan praktis. Salah satu inovasi yang muncul dari SMK Negeri 1 Kudus adalah pembuatan Modul Ajar mata pelajaran Desain Manual dan mata pelajaran Menjahit Fase F, hasil karya mahasiswa Praktik Lapangan Persekolahan (PLP) atau UNNES LANTIP 4 yang bernama Restu Diva Aulia dengan bimbingan intensif dari guru-guru mata pelajaran di sekolah ini. Modul ini bahkan mendapatkan apresiasi resmi dari sekolah sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi langsung dalam pengembangan pembelajaran.

Jenis Produk: Modul Ajar Desain Manual dan Menjahit Fase F

Modul ajar ini digunakan di kelas XI DPB 1 & 2 dan memiliki cakupan yang lengkap mulai dari tujuan pembelajaran, kriteria ketuntasan, hingga jobsheet dan daftar pustaka. Dengan penyusunan yang detail dan sistematis, modul ini memberikan panduan yang jelas baik bagi pengajar maupun siswa.

Penghargaan dari sekolah diberikan dalam bentuk sertifikat apresiasi yang ditandatangani oleh Kepala Jurusan Tata Busana serta Kepala Sekolah, lengkap dengan stempel sekolah. Sertifikat ini menandakan bahwa modul ajar tersebut tidak hanya disetujui, tetapi juga telah diimplementasikan dan dinilai bermanfaat dalam proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Kudus.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dari pengalaman mahasiswa yang menyusun modul ini, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam setiap tahapan penyusunan. “Gaya penulisan dan tata letak modul yang saya pelajari di kampus berbeda dengan yang diterapkan di SMK Negeri 1 Kudus,” katanya. Tantangan ini akhirnya bisa teratasi melalui konsultasi yang intensif dengan guru mata pelajaran, dan modul ajar tersebut berhasil diselesaikan dengan total 8 pertemuan.


Proses Kreatif di Balik Penyusunan Modul

Proses penyusunan modul ajar ini tidak sekadar menyalin materi, tetapi juga menggabungkan berbagai teknik pembelajaran yang menarik. Penulis modul harus berkonsultasi berkali-kali dan melalui tahapan revisi agar setiap bagian modul sesuai standar yang diharapkan sekolah.

Salah satu perubahan signifikan adalah penggunaan QR code yang disisipkan dalam bahan bacaan. Dengan memindai QR code, siswa bisa langsung mengakses video tutorial praktek, menjadikan proses belajar lebih interaktif dan mudah dipahami. Inovasi ini membuat siswa dapat melihat langsung langkah-langkah praktis melalui video, bukan hanya mengandalkan teks di buku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline