Bukan tidak tergoda untuk mendekatinya, namun aku tahu diri, dia sudah tidak mungkin aku miliki.
Dan melihat latar belakangku, ah, sudah pasti dia tidak akan tertarik padaku.
Berada didekatnya, aku tidak pernah merasakan seperti layaknya orang yang sedang jatuh cinta, namun aku merasakan kenyamanan, dan merasa aman terlindungi.
Sikapnya yang menghargai hasil kinerja orang lain, memperhatikan kesejahteraan staffnya dengan baik, belum lagi caranya menjadi seorang leader, membuatku semakin terpesona.
Namun aku lebih terpesona, ketika melihat caranya memperlakukan istri dan anak-anaknya. Begitu penuh kasih, dan benar-benar terlihat seperti family man.
Aku memujanya, hingga nyaris mencintainya.
Semua pekerjaan aku lakukan dengan penuh dedikasi, supaya bisa merasakan jiwanya berada didekatku.
Ya, aku tahu dia sangat mencintai perusahaannya, maka aku bekerja dengan totalitas, hingga aku mencapai posisiku yang sekarang, asisten pribadi.
Terkadang ada rasa iri yang timbul ketika pria yang kucintai ini begitu memperhatikan anak-anaknya, dan seringkali becanda mesra dengan istrinya.
Melihat kemesraan keluarga mereka, membuat kebencianku pada bapakku semakin memuncak, hingga aku rasanya ingin segera mengakhiri hidup bapak, supaya ibuku tidak sedih lagi, dan bisa mendapatkan pria yang benar-benar mencintainya.