Beberapa hari lalu, ceritanya saya menyetir mobil setelah lama mengalami trauma kecelakaan, akhirnya saya memberanikan diri lagi.
Awalnya semuanya berjalan mulus, eh tapi saat memasuki kawasan Karang Tengah sekitar pukul 16.00 WIB, mulai terjadi kemacetan. Seperti biasa lah ya, mobil-mobil pasti berlenggak-lenggok kesana kemari supaya lebih cepat sampai tujuan. Padahal ya mentok-mentok juga, dalam pikiran saya, entah untuk apa meliuk-liuk seperti itu kalau laju jalan memang sedang stuck.
Dalam perjalanan, saya hampir beberapa kali menabrak dan ditabrak. Salah saya sendiri masih sangat awam dan tidak memiliki indera keenam, supaya tahu, "Oh mobil ini mau ke kiri, oh mobil sebelah kiri saya mau motong jalan", dan sebagainya. Jantung saya pun dibuat berolahraga sangat kencang ketika tiba-tiba mobil meliukkan body-nya tanpa lampu sein sama sekali. Atau ada juga yang menyalakan lampu sein, kalau sudah ada didepan saya.
Dan saat itu rasanya ingin sekali saya mengatakan, "Ini nih yang benar namanya, maaf, set*n", karena sama sekali tidak tahu aturan, dan membuat biang celaka. Bahkan makhluk halus yang sering kita sebut sebagai s*t*n, tidak akan menganggu dan membuat kita celaka, kalau kita tidak menganggu kehidupan mereka.
Dari sana saya akhirnya bisa memahami kalau ada driver yang suka emosi, dan memaki-maki. Saya sendiri juga rasanya ingin memaki ketika itu. Tapi saya masih berusaha tenang.
Sampai memasuki kawasan keluar tol, mulai banyak motor yang berseliweran.
Kalau kata orang, kebanyakan emak-emak atau wanita yang tidak menyalakan lampu sen ketika berkendara, atau mereka menyalakan lampu sennya ke arah yang salah. Sepertinya sekarang sudah hampir menular ke Bapak-bapak ataupun anak muda laki-laki. Kalau kiasan katanya, mereka berkendara seenak udel e. Tidak semua sih, tapi ada juga yang seperti itu.
Belum lagi, saking para pengendara motor ini punya nyawa lebih banyak dari kucing sepertinya, main silap saja tanpa memperhitungkan kecepatan mobil ataupun sama sekali tidak mengindahkan lampu sein yang sudah diberikan mobil sebagai aba-aba.
Tidak hanya kejadian di hari itu saja.
Saat saya sedang berkendara motor, bisa tiba-tiba ada mobil yang menyilap karena mau parkir tanpa lampu sein sama sekali. Bahkan ancang-ancang mau berbelok saja tidak ada, langsung saja berbelok drastis. Untung rem motor saya, pakem, sehingga tidak terjadi kecelakaan.
Kemudian saya melanjutkan perjalanan, ternyata mobil tersebut ada dibelakang saya, dan berusaha melewati kendaraan lainnya. Saat berada dipertigaan, saya sengaja melambatkan laju kecepatan supaya tidak terjadi kecelakaan, khawatir mobil tersebut tiba-tiba berbelok. Eh, benar saja, mobil tersebut tiba-tiba berbelok tanpa aba-aba sama sekali, dan kebetulan ada motor lain yang muncul dari arah yang berbeda. Dan DUARR.. terjadilah kecelakaan.