Lihat ke Halaman Asli

Nana Marcecilia

TERVERIFIKASI

Menikmati berjalannya waktu

Berkunjung dan Menikmati Keindahan Gereja Ganjuran yang Memikat

Diperbarui: 8 Desember 2019   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gereja Ganjuran di Yogyakarta | Dokumentasi pribadi

Sewaktu kecil, kalau masa-masa Natal, saya seringkali melihat program TV yang menayangkan Misa di Gereja Katolik yang membawa unsur Jawa, bahasa yang mengiringinya pun bahasa Jawa. 

Saya tidak memahaminya, namun senang melihatnya. Terkadang gerakan menyembah kedua telapak tangan disatukan dan diletakkan pada kening, juga sering saya ikuti. 

Bunyi gamelan yang mengiringi puji-pujian kepada Tuhan memberikan kedamaian di hati.

Saat ke Yogyakarta kemarin, ibu saya mengajak ke Gereja Ganjuran untuk melihatnya. Kata beliau suasana disana sangat tenang dan adem. Saya pun mendatanginya, siapa tahu saya juga bisa melihat langsung Misa dari luar secara live

Pendopo yang memasang banner isinya mengajak untuk bertoleransi antar umat beragama | Dokumentasi pribadi

Ketika sampai di depan Gereja, kita akan melihat Gapura terlebih dahulu, dan ada tulisan "Berkah Dalem". 

Kemudian didalamnya ada pendopo yang memiliki banner "Anti Intoleransi dan Menjaga Toleransi Antar Umat Beragama", pesan damainya tidak sekadar di banner saja. 

Akan tetapi saya lihat ada beberapa orang yang beragama Islam (terlihat dari pakaiannya), memang duduk di pendopo tersebut dan ada juga yang menemani keluarganya berdoa.

Menurut kuncen yang saya temui di Makam Raja Mataram di Kotagede, beliau (beragama Islam) juga seringkali ke Gereja Ganjuran saat menemani mertuanya yang beragama Nasrani untuk berdoa. 

Hal serupa juga disampaikan oleh orang setempat yang saya ajak ngobrol, di sekitar Gereja, rata-rata penduduknya beragama Islam dan tidak ada yang mempermasalahkan perbedaan agama. 

Indah sekali ya ketika antar umat beragama saling menghargai dan bertoleransi. Benar-benar merepresentasikan semboyan negara Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.

Saya benar-benar menikmati kedamaian hati ketika menginjakkan kaki disana, selain itu, saya juga menikmati keindahan desain bangunan Gereja, yang sama sekali tidak meninggalkan budaya aslinya, Jawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline