Tahun 2019 menjadi tahun keberuntungan bagi saya. Mei 2019 menjadi hari jadi saya masuk Kompasiana.
6 bulan saya disini, terlalu merendahkan kalau saya bilang saya hanya memiliki sedikit perkembangan, sebaliknya perkembangan saya sangat berlimpah dalam hal wawasan, cara berpikir dan self development.
Namun untuk tulisan sendiri, tentu saya masih harus banyak belajar lagi dari teman-teman kompasianer dan penulis lainnya. Tapi kalau boleh sombong, tulisan saya sepertinya mengalami perbaikan dibandingkan awal saya menulis. Hehe
Hal pertama yang paling membuat diri saya terkagum-kagum dengan efek dari menulis di Kompasiana adalah rasa ingin tahu saya semakin tinggi.
Kalau boleh jujur, saya tipe orang yang tidak suka membaca, kecuali buku atau bacaan tersebut sangatlah menarik perhatian saya. Jadi saya paham sebenarnya kalau generasi sekarang tidak suka membaca. Hehe...
Tapi semenjak menulis, saya mesti banyak membaca berbagai sumber sebagai referensi menulis. Hal ini dikarenakan hampir semua tulisan para kompasianer selalu memasukkan data, fakta dan referensi sebagai sumber tulisan, baru kemudian memberikan analisis ataupun opini.
Hal tersebut memberikan trigger bagi saya, agar saya bisa masuk dalam lingkup pergaulan Kompasiana. Dalam pikiran saya, bagaimana saya bisa berteman dengan para kompasianer lain, bila tulisan saya isinya hanya pandangan pribadi tanpa referensi.
Apalagi setelah saya membaca artikel Opa Tjiptadinata Effendi dan Mas Hadi Santoso yang kurang lebih isinya seperti menusuk relung hati saya, "tulislah yang bermanfaat untuk pembaca, Kompasiana bukan tempat untuk curhat."
Inti dari kalimat yang saya baca tersebut membuat saya selalu mengevaluasi perkembangan tulisan saya, apakah sudah bermanfaat dan apakah referensi yang saya masukkan sudah cukup? Hal ini membuat saya tertantang, dan ternyata secara tidak sadar saya jadi banyak membaca, dan banyak pengetahuan baru yang saya peroleh.
Kalau menurut hipotesa Saphir and Whorf, menulis melatih kita dalam berlogika bahasa, karena kita banyak mencari pengetahuan dan referensi didalamnya.
Dan ternyata hipotesa itu benar saya rasakan, karena sepertinya logika saya dalam berbahasa sudah mulai membaik dibanding sebelumnya. Tapi jangan Anda bandingkan dengan tulisan Anda ya, pasti berbeda jauh. Hehe. Saya membandingkannya dengan tulisan saya sebelum-sebelumnya, yang sarat akan sok tahu dan dangkal.