Lihat ke Halaman Asli

Tes Kesehatan Sebelum Hamil

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sehat dan Kesehatan Reproduksi

Sebelum kita mengetahui tes kesehatan sebelum hamil, sebaiknya kita pahami dulu defenisi kata Sehat. Menurut WHO, sehat berarti keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan defenisi Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah Suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanaa bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Kehamilan

Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir.Kehamilan paling ideal bagi seorang wanita adalah saat usianya berada pada rentang 20-35 tahun. Wanita yang hamil pada usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko tinggi seperti perceraian, kematian pada anak, dan abortus spontan.

Penyakit yang berdampak Negatif pada Kehamilan

Tes kesehatan sebelum kehamilan (pre-pregnancy checkup) adalah keputusan tepat yang dapat Ibu lakukan sebelum merencanakan kehamilan. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko masalah yang mungkin timbul dan mengganggu kondisi calon Ibu selama masa kehamilan. Pada dasarnya ada beberapa penyakit yang mempunyai dampak negatif terhadap kehamilan. Diantaranya adalah:

·Asma

·Penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, HIV, atau AIDS

·Kelainan darah seperti hemoglobinopati atau hiperfenilalaninemia

·Kanker

·Depresi

·Diabetes

·Epilepsi

·Penyakit jantung

·Tekanan darah tinggi

·Penyakit ginjal

·Gangguan tiroid, dsb

Namun, jika Ibu memiliki salah satu penyakit di atas, itu bukan berarti Ibu dilarang atau bahkan tidak mungkin hamil. Semuanya masih mungkin, hanya saja kehamilan ibu termasuk berisiko, sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih ketat.

Selain pemeriksaan kesehatan, konseling genetika antara Ibu dan pasangan adalah ide yang baik. Melalui pemeriksaan ini, bisa diketahui faktor-faktor genetika yang Ibu dan pasangan miliki dan bisa diturunkan kepada calon bayi. Dan sebaiknya, konseling genetik dijalani jika Ibu memiliki beberapa riwayat genetik berikut ini:

Ada penyakit yang telah diketahui diwariskan / diturunkan dalam keluarga besar

Pernah mengalami tiga kali keguguran atau bayi meninggal dalam kandungan

Sudah memiliki anak dengan keterbelakangan mental, penyakit yang diwariskan,

atau memiliki kelainan / cacat saat lahir.

Berusia di atas 35 tahun

Berasal dari etnis tertentu yang memiliki riwayat penyakit keturunan yang lebih besar dibandingkan etnis lain.

Macam-macam tes sebelum Kehamilan

·Pemeriksaan darah rutin.

Yang diperiksa meliputi kadar hemoglobin, hematokrit, sel darah putih (leukosit) dan faktor pembekuan darah (trombosit). Lewat pemeriksaan ini dapat diketahui apakah Anda mengalami anemia, infeksi, atau ganguan faktor pembekuan darah.

·Golongan darah dan Rhesus.

Setiap orang terlahir dengan golongan darah (A,B, AB, atau O) dan faktor Rhesus (+) atau (-). Sekitar 90% perempuan Asian memiliki Rhesus (+). Masalah akan timbul bila ibu memiliki Rhesus (-) dan ayah memiliki Rhesus (+), sementara si janin memiliki Rhesus (+). Janin Rhesus (+) pada ibu Rhesus (-) akan menimbulkan inkompatibilitas Rhesus yang bisa mengakibatkan kematian pada janin. Dengan mengatahui Rhesus sebelum hamil, dokter Anda dapat segera mengatasinya.

·Hepatitis B (HBsAg).

Hepatitis B merupakan penyakit yang ditularkan melalui darah dan kontak seksual. Bisa HBsAg Anda (-), Anda dapat menjalankan vaksinasi yang diberikan 3x sebelum Anda hamil. Penyuntikan dilakukan 3 kali untuk memastikan kadar antibodi yang terbentuk cukup dan bertahan seumur hidup. Sedangkan bila HBsAg Anda (+), Anda tidak boleh malakukan vaksinasi tetapi bayi Anda harus segara divaksinasi setelah lahir.

·TORCH.

Singkatan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex Virus. Infeksi TORCH sebaiknya diketahui sebelum Anda memutuskan memiliki anak, karena infeksi saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan pada bayi.

·Gula darah.

Periksa gula darah dilakukan sewaktu puasa dan tidak puasa. Kedua pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa apakah Anda mengidap diabetes mellitus, atau setidaknya memiliki kelainan yang dapat berkembang menjadi diabetes mellitus, seperti intoleransi glukosa.

·VDRL.

Pemeriksaan VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory) merupakan screening untuk sifilis, penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual. Janin yang terinfeksi dapat mengalami gejalanya saat lahir atau beberapa bulan setelah lahir. Gejalanya berupa pembesaran hati dan limpa, kuning, anemia, lesi kulit, pembesaran kelenjar getah bening dan gangguan sistem saraf. Pengobatan terhadap sifilis sebelum kehamilan bisa mencegah bayi terkena kongenital.

·Urinalisis lengkap.

Pemeriksaan urin berguna untuk mengetahui infeksi saluran kemih dan adanya darah, protein, dilirubin atau gula dana urin yang menunjukkan adanya penyakit tententu.

·Analisa kromosom.

Perlu dilakukan terutama bila ada riwayat di keluarga Anda atau pasangan yang mengalami kecacatan secara genetika, seperti down syndrome, thalassemia dan hemofilia. Untuk mengetahuinya, Anda dan pasangan bisa memeriksakan sample darah masing-masing di laboratorium khusu genetika (di Jakarta terdapat Lembaga Genetika eijckman).

Manfaat Tes Kehamilan Sebelum Hamil

Tes kesehatan sebelum kehamilan berguna untuk memastikan tubuh sang ibu agar bisa menjadi media yang sehat untuk pertumbuhan janin yang optimal. Mempersiapkan kehamilan itu ibarat membangun rumah, harus ada denah, bahan bangunan, semen, kayu, serta finishing yang baik agar hasilnya indah. Sama dengan kehamilan, perlu dipersiapkan sel telur dan sperma, serta perawatan yang baik agar janin berkembang optimal. Pemeriksaan ini harus dilakukan jauh-jauh hari. Bahkan, sebaiknya sekitar enam bulan sebelum menikah.

Jadi, Tes Kesehatan sebelum hami ini sangat dianjurkan bagi pasangan muda yang ingin segera punya anak. Setelah merencanakan pernikahan sebaiknya segera melakukan tes kesehatan karena lebih cepat lebih baik dan mencegah lebih baik daripada mengobati bukan?

Sumber : dari berbagai sumber




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline