Lihat ke Halaman Asli

Nabilah FJ

Mahasiswa

Menapaki Denyut Kehidupan di Dataran Pesisir Utara Surabaya

Diperbarui: 1 Juli 2024   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi (menara syahbandar)

Angin berhembus menerpa badan yang sesaat menjadi sejuk. Walaupun belum tengah hari, matahari tetap terik dan menyilaukan. Kami tetap berjalan seperti biasa, menyusuri kampung yang menyimpan berbagai kisah. Menengok ke kiri, ada kali tua Surabaya yang bermuara ke Laut Jawa. 

Sementara di sebelah kanan, berdiri bangunan-bangunan tua melawan gerusan zaman. Inilah Pabean Cantikan yang berpagarkan Kalimas, dan merupakan gerbang menuju pelabuhan yang sedari dulu telah menopang perekonomian serta menjadi jalan keluar masuknya peradaban yaitu Pelabuhan Perak.

Kawanku mulai bercerita sejarah kawasan ini.

"Dahulu, roda perekonomian berputar melalui aktivitas perdagangan rempah-rempah yang melibatkan Kalimas ini".

Hmm, sepertinya aktivitas itu masih dilakukan hingga kini. Bangunan-bangunan tua yang melimpah disana dijadikan sebagai gudang penyimpanan barang. Mungkin barang-barang yang hendak diperjualbelikan. Aku mengambil beberapa gambar dari Kalimas dan gudang-gudang itu untuk keperluan dokumentasi.

Selanjutnya, kami bergeser menuju menara tua yang seolah masih mengawasi aktivitas di sekitarnya. Menara tua itu umumnya dikenal dengan menara syahbandar. Berdasarkan google maps, sebutannya adalah Uitkijkpost in Kalimas - Menara Syahbandar - Havenmeester Surabaya. 

Mudahnya, menara ini merupakan menara pengawas yang memantau aktivitas perkapalan di dermaga atau pelabuhan. Sebagaimana yang kusebutkan sebelumnya, Kalimas menjadi jalur "parkir" kapal-kapal yang masuk ke Jawa Timur lewat pesisir utara, plus daerah tersebut menjadi kawasan transaksi masyarakat di masa lalu.

***

Semakin masuk ke dalam kampung, semakin pula aku tercengang mendapati bangunan-bangunan tua atau lebih tepatnya gudang-gudang yang masih berdiri kokoh.

 Ada rasa syukur melihatnya yang masih bermanfaat. Tapi ada perasaan berkecamuk melihat kondisinya yang seperti kakek tua dengan kulit keriput dan mendekati ujung usianya. Kumuh sekali dan tampak tak terawat. Yah, mungkin para juragan disana berpikir bahwa ini hanyalah gudang untuk penyimpanan sementara, jadi buat apa dicat ulang?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline