Lihat ke Halaman Asli

Nabilah FJ

Mahasiswa

Memaknai Perjuangan Kartini Melalui Film Kartini (2017)

Diperbarui: 27 Oktober 2023   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: instagram @legacy.pictures

Judul: Kartini
Produser: Robert Ronny
Sutradara: Hanung Bramantyo
Produksi: Legacy Picture, Screenplay Films
Durasi: 1 jam 58 menit
Tahun rilis: 2017

Film “Kartini” adalah sebuah film biografi garapan sutradara kondang asal Indonesia, Hanung Bramantyo. Film ini mengisahkan tentang kehidupan Kartini yang merupakan pejuang emansipasi wanita. Film “Kartini” rilis pada tahun 2017 dengan dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris kondang yang diantaranya adalah Dian Sastrowardoyo (Kartini), Reza Rahadian (Raden Sosrokartono), Acha Septriasa (Roekmini), Ayushita (Kardinah), Adinia Wirasti (Soelastri), Christine Hakim (Ngasirah), Deddy Sutomo (RM Adipati Ario Sosroningrat , Djenar Maesa Ayu (Raden Ayu Moerjam), Dwi Sasono (Raden Adipati Djojoadhiningrat), dan masih banyak lagi.

Sinopsis

Japara 1883-1903, Kartini kecil menangis histeris dan sedikit membuat keributan. Malam itu, Kartini hendak tidur dengan ibunya, Yu Ngasirah.  Ngasirah bukanlah wanita yang berasal dari keluarga bangsawan, oleh karena itu statusnya dalam rumah bupati adalah seorang pembantu. Hal itu juga yang membuat Ngasirah dipanggil dengan sebutan Yu, bukan Raden Ayu yang merupakan gelar dari istri bupati yang berasal dari keluarga bangsawan. Menurut tradisi saat itu, anak-anak bupati yang masih bayi sampai balita akan diasuh oleh pembantu. Sedangkan anak-anak bupati yang sudah cukup umur akan diasuh oleh istri bupati atau Raden Ayu.

Saat beranjak remaja, Kartini menjalani pingitan yaitu  dikurung dalam rumah sejak mendapat haid pertamanya. Perempuan yang dipingit menanti laki-laki bangsawan yang datang melamarnya menjadi istri pertama, kedua bahkan ketiga. Seorang calon Raden Ayu akan diajari tata krama, perawatan tubuh, dan berbagai keterampilan rumah tangga lainnya selama menjalani pingitannya.

Kartini  merasa jenuh dengan semua itu. Ia merasa terkurung dalam rumahnya sendiri. Hingga akhirnya, Raden Sosrokartono yang merupakan kakak Kartini memberikannya sebuah kunci. Kunci yang akan “membebaskan” Kartini dari kamar pingitan. Kartini kemudian pergi ke kamar Raden Sosrokartono dan mendapati sebuah lemari yang terkunci. Kartini lantas membuka lemari tersebut menggunakan kunci yang diberikan Raden Sosrokartono. Lemari tersebut berisi banyak buku. Kartini sangat senang akan hal tersebut. Ia mulai membaca buku-buku tersebut dan mendapat banyak wawasan baru dari sana.

Sementara itu, sudah waktunya bagi Roekmini dan Kardinah untuk menjalani pingitan. Raden Ayu Moerjam pun menyuruh mereka berdua untuk menempati kamar yang sama dengan Kartini. Mereka berdualah yang kelak akan menjadi pendukung Kartini untuk meraih cita-citanya.

Suatu hari, Kartini bersama kedua adiknya diundang dalam suatu acara yang dihadiri oleh orang-orang elit Belanda dan para bangsawan bumiputra. Meskipun berasal dari keluarga bangsawan, kehadiran mereka bertiga sebagai seorang perempuan bukan suatu hal yang lazim. Mereka bertiga dipandang sebelah mata oleh para bangsawan yang hadir dalam acara tersebut.

Kartini, Roekmini, dan Kardinah menjadi perempuan bangsawan yang berdaya. Mereka juga mempunyai tekad untuk tidak menikah selama hidup mereka.

Namun takdir berkata sebaliknya, Kardinah akan dilamar oleh seorang Wakil Bupati Pemalang yang sudah memiliki anak dan istri. Kardinah tidak dapat menghindari perjodohan ini. Ia sempat putus asa akan hal tersebut. Tapi akhirnya pernikahannya tetap dilaksanakan. Hal itu membuat Kartini dan Roekmini merasa sedih atas apa yang dialami oleh saudari mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline