Lihat ke Halaman Asli

Setia Itu Tak Perlu Tanda Tanya

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yamaha, bagi saya adalah simbol kesetiaan, persahabatan dan kecerdasaan.

Begini ceritanya…

Kesetiaan itu tak perlu tanda Tanya, waktu yang menyimpan segala kebaikan yang pernah tertoreh, dan salah satu cerita itu bermula pada suatu hari di awal tahun 2006, saat itu saya masih berkutat dengan aktifitas penelitian di laboratorium MIPA . sedang gencar-gencarnya mengerjakan skripsi yang menguras pikiran tenaga dan ongkos tentunya bonus “makan hati” dari dosen hihi. Di tambah lagi pada saat seperti itu, semua aktifitas harus serba cepat, lebih  menyakitkan lagi bagi saya yang hanya mengandalkan tenaga berjalan kaki dan sepeda. Saking darurat sekali karena sampel untuk penelitian dan modul penunjang lainnya ada yang tertinggal di kos, membuat saya memberanikan diri untuk meminta minjam motor keteman-teman, karena tak mungkin saya berjalan kaki dari kampus menuju tempat yang biasanya di lewati labi-labi (angkutan umum di Banda Aceh). Sayangnya tidak satu pun diantara mereka yang mau menolong, mungkin karena factor sama-sama butuh. Ya sudah akhirnya saya terus melangkah sedih juga saat mengingatnya, sudah mengap-mengap dengan aroma senyawa-senyawa kimia kecapean tidak ada yang membantu di saat membutuhkan.



Nah, saat lagi jalan sambil ngusap air mata, saat itu terbersit dalam hati seperti ini janji saya “siapa yang membantu saya di saat sekarat seperti ini berarti apapun itu akan menjadi sahabat yang akan saya ingat seumur hidup saya”

5 menit berselang dari arah belakang ada suara klakson dan dari suara motornya seperti kok semakin menghampiri saya, terpaku & terdiam, nah yang terpikirkan di benak saya, wow si Komeng, jembatan dan baju dia yang sobek-sobek. Belum selesai keterkejutan saya, tiba-tiba yang empunya motor bilang “ayoo boncengan sama saya ja, mau pulang kearah kota kan? Yuk! Bareng. Kok jadi kayak di iklan nih. Saat di boncengan saya Tanya napa sih milih Yamaha? karena meskipun tiap hari sering lihat Komen cs hadir di setiap iklan,Iklan Yamaha yang dibintangi oleh Komeng, Tessa Kaunang dan kawan-kawan sangat mengena dan  “kena” sekali dipikiran saya. Jargon, "Yang lain pasti ketinggalan" tapi ya karena tidak punya motor jadi kurang tahu yang di maksud dengan slogan diiklan tersebut. Bandel tapi ga cengeng serta irit, untuk pertama kalinya saya baru percaya bahwa iklan Yamaha tidak bohong, buktinya jalan menuju rumah kos saya , jalanannya banyak berlubang, belum di aspal, masih berpasir dan campuran tanah serta kerikil kecil dan ukuran sedang, maklum pasca  Tsunami di Banda Aceh, tidak hanya itu selain gesit teruji tangguh dan hemat waktu. Jadi benar-benar merasa sangat tertolong berjumpa dengan mahasiswi tersebut, yang membuat saya bisa lebih cepat mengambil sampel dan segera kembali kekampus, sekaligus pengalaman pertama saya di boncengi motor Yamaha yang seperti di iklan, dulu waktu kecil sering di boncengin oleh kakek tapi Motor Yamaha tempo dulu. Intinya selalu ada kisah terindah bersama Yamaha.

Cerita tentang Yamaha belum berakhir sampai disitu, tahun 2007 saya pindah kos ke Kampung Pineung. Satu rumah di huni oleh 4 orang mahasiswa, namun ada satu hal yang membuat saya jadi terperangah, seolah mengingatkan lagi cerita tahun 2006 silam. Mau tahu kenapa? Diantara semua penghuni rumah kos tersebut yang masih dengan status pejalan kaki dan sepeda hanya saya saja. Tapi itu tak masalah, justru yang membuat takjub adalah adalah 4 motor dengan merck yang sama di ruang  tamu yang kalau malam selalu di sulap menjadi “area parker” pengganti ruang bagasi, bagaimana mereka bisa kompak memilih YAMAHA? padahal mereka sebelumnya tidak pernah saling mengenal, artinya berasal dari fakultas yang berbeda di kampus. Jadi saya iseng saya buat jargon, fakultas boleh beda pilihan, tapi kalau soal Motor YAMAHA pilihannya.

Sampai saat ini saya masih inget betul, pesan salah satu sahabat saya di kos tersebut, namanya Syarifah Ana. Dia pernah bilang, Nana kalau beli motor percayalah pilihnya YAMAHA, Ana bukan sekedar asal milih karena factor tampilan sytle atau modelnya yang keren, tapi dari dulu keluarga besar kami sudah memilih YAMAHA sampai sekarang saya sangat ingat dengan motor YAMAHA miliknya, setiap malam saya sering memperhatikan bagian depan motor yang mirip sekali dengan tatapan burung hantu. Saya mencoba mencari model motor yang saya maksud tersebut sempat cari-cari di album FB Yamaha Banda Aceh, tetapi tidak menemukannya. Yang paling saya ingat modelnya seperti ini. Sangat mirip sekali tetapi perbedaannya pada “muka” motor tersebut. saat itu Ana juga sempat bahas tentang Injeksi, yang terpikir di benak saya adalah injeksi itu seperti jarum suntik, padahal tidak. Injeksi bahan bakar itu adalah  teknologi yang digunakan pada mesin pembakaran dalam, biasanya di gunakan untuk mencampur bahan bakar udara sebelum di bakar, tidakhanya itu manfaatnya itu bisa mengurangi polusi. Nah, penggunaan injeksi ini juga dapat membuat tenaga mesin jadi meningkat, tidakhany aitu saja Injeksi bahan bakar juga dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat bonusnya juga mengurangi polusi. jadi keren sekalibukan  ide Yamaha.

Nah, 2 bulan selanjutnya saya benar-benar melongo dan takjub, sungguh selama ini saya hanya menikmati iklan, meskipun banyak diantara iklan tersebut tak semuanya menepati janji sesuai yang di eluk-elukan di tivi. Tapi, lagi-lagi YAMAHA membuat saya terkesima, tak perlu tanda Tanya yang banyak untuk membuktikan apa yang di suguhkan di iklan YAMAHA.

Baiklah, sejenak saya memberi gambaran, dulu sekitar tahun 2005, 2006, 2007, hingga 2010 hingga Oktober 2011, Tarif angkutan umum minibus jenis L-300, khusus untuk trayek pantai barat-selatan Aceh, tarif harga tiket Banda Aceh-Meulaboh Rp 125.000- 130.000 per orang. (Tapi sejak terhitung tanggal 1 November 2011, tarif harga tiket di turunkan, alasannya akses transportasi jalan dari arah timur Aceh menuju barat-selatan telah diperbaiki dan sudah difungsikan kembali sebagai jalan umum dalam kondisi baik.Beda sekali kondisinya jika di bandingkan dengan tahun-tahun pasca Tsunami). Tidak hanya itu jarak tempuh perjalanan dari Banda Aceh menuju Meulaboh juga membutuhkan waktu yang sangat lama, makanya kebiasaan mahasiswa atau masyarakat yang mudik lebaran ataupun pulang kekampung halaman di meulaboh serta para pekerja LSM yang akan melakukan perjalanan kesana, lebih memilih pulang pada malam hari, karena untuk mengurangi rasa lelah dan bosan di dalam mobil atau bus tersebut berbeda dengan sekarang yang jaraknya sudah bisa di tempuh dalam waktu 5 jam karena akses jalan utama sudah sangat bagus.

Hingga akhirnya pada suatu pagi, saat pintu rumah kos di ketuk pagi-pagi sekali tepatnya jam 6.00, saya terkejut karena salah satu dari keluarga teman saya di kosan ternyata menempuh perjalanan yang lebih singkat dari meulaboh ke Banda Aceh hanya di tempuh dalam waktu 4 jam 45 menit dan yang bikin Kami sontan tak percaya mana mungkin perjalanan singkat tersebut di tempuh dengan menggunakan Motor Mio skuter matic.

Tapi rasa tak percaya tersebut tunai terbuktikan pada saat pacar sahabat saya Ana, datang berkunjung ke Banda Aceh dan keesokan harinya setelah menyelesaikan pekerjaan di banda aceh, Ia kembali ke meulaboh menggunakan Mio Soul khusus laki-laki. Saat itu belum banyak yang mencoba ketangguhan Mio dan lebih irit karena selain tidak perlu bayar tiket mahal, bonusnya bensin jadi lebih hemat. Tapi sejak beredar dari mulut kemulut banyak yang sudah membuktikannya. Barusan saya sempat ngobrol dengan kawan saya Affif Herman, saya menanyakan pengalaman dia bersama YAMAHA, mengapa saya bertanya kepada dia, karena saya mengenalnya sebagai sosok yang pintar, mantan Presiden PEMA (BEM) yang sangat di kagumi, serta sangat jeli dalam memilih, karena itu saya penasaran sudah sejak lama alas an dia memilih YAMAHA. ini kutipan pembicaraan saya di jejaring sosial,

(Affif Herman‎4-5 jam klo makek kecpatan 80-95,317 km/jam...utk bensin, klo dirupiahin paling 35-40 rb sampe di MBO (ini motor gede kyak vixion ato motor bebek biasa kayaknya lebih irit)

Jadi, layak sekali jika berterimakasih kepada  Toroku Yamaha pemilik YAMAHA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline