Lihat ke Halaman Asli

Nana Cahana

Menekuni literasi, pendidikan dan sosial

Kesalahan dan Upaya Memaafkan Diri

Diperbarui: 17 Juni 2024   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bersedih. Sumber Idn times


Sebuah kesalahan bisa berdampak fatal terhadap sesuatu yang direncanakan atau menjadi norma serta adat yang berlaku. Namun tidak sedikit kesalahan akan mengajarkan diri kita menjadi pribadi yang lebih hebat sebab belajar dari kesalahan. Thomas Alva Edison misalnya, belajar dari ribuan kali kegagalan membuat lampu. Namun karena pantang menyerah dan terus berusaha membuat lampu, akhirnya ia berhasil membuat temuan lampu.

Dalam kehidupan ini kesalahan sering terjadi dalam berbagai kasusnya. Dalam merespon kesalahan diri seseorang bisa menjadi minder dan bisa jadi bebal; tidak merasa bersalah, dan bisa jadi pembelajar yang baik. Ini hanya pengamatan penulis saja. Bisa jadi ada kriteria lain saat orang melakukan kesalahan.

Dalam keadaan seseorang minder karena kesalahannya, akan berdampak buruk terhadap psikologi dirinya. Ia akan terus menyalahkan keadaan, menyalahkan diri bisa jadi menyalahkan Tuhan.

Bagi yang bebal, akan merasa yang dilakukannya adalah wajar. Sebab manusia tak luput dari salah dan dosa. Sehingga orang seperti ini akan berusaha terlihat baik di depan orang. Namun pada gilirannya akan ketahuan bahwa dirinya tidak mau menjadi baik sebab kesalahan yang dilakukan terus menerus.

Pada situasi seseorang yang melakukan kesalahan tapi menyadari kesalahannya, ia akan berusaha menjadi baik bahkan lebih baik daripada orang yang belum pernah melakukan kesalahan.

Kesiapan Mengakui Kesalahan

Tidak semua orang sanggup untuk jujur akan kesalahannya. Padahal kondisi jiwa orang bersalah akan goyah selama belum berbagi cerita kepada orang lain yang ia percaya kepadanya. Seringkali orang bersalah akan bercerita kepada orang terdekat dan terpercaya untuk dapat menyimpan rahasianya.

Sampai disini bukan berarti tuntas. Ada gejolak batin yang menggiring pemikirannya untuk terus merasa bersalah. Jika berlarut bisa jadi akan menyalahkan diri sendiri dan bisa jadi menyalahkan sang Pencipta.

Dalam kasus yang berbeda pelaku kesalahan cenderung agresif terhadap hal yang menyinggung dirinya atau mendekati pembicaraan yang ada kaitannya dengan kesalahannya. Ini bentuk penjagaan dirinya. Sehingga dia merasa aman bila dibandingkan orang lain tahu kesalahannya dan membahasnya terus menerus.

Bagi orang yang yang siap mengakui kesalahannya terbagi menjadi dua. Pertama ada yang jujur dan siap mengakui kesalahannya lalu berubah menjadi baik. Kedua ada yang jujur dan mengakui kesalahannya namun hanya sebatas formalitas. Pada kesempatan berikutnya berbuat salah terus.

Berupaya Memaafkan Diri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline