Lihat ke Halaman Asli

Namira Indriati

a communication sciences student

Memaksimalkan Hybrid Communication di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 24 Desember 2021   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sudah genap dua tahun kita beradaptasi dengan satu fenomena yang sangat mencemaskan. Fenomena tersebut adalah virus Covid-19, banyak media massa yang mengulas tentang infeksi virus corona. Infeksi corona ini menyerang organ pernapasan atas maupun bawah, menempel pada lapisan saluran napas mulai hidung, tenggorokan, sampai paru. 

Dalam beberapa kasus, infeksi ini dapat tanpa gejala atau hanya seperti flu biasa. Pada dasarnya, infeksi virus bisa dicegah penularannya melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Meski mudah menular, ia juga dapat diantisipasi.

Pandemi ini menjadi sebuah tantangan baru untuk semua aspek kehidupan yang ada di dunia karena pandemi ini benar-benar menghambat seluruh aspek yang ada, mulai dari aspek kesehatan yang cukup kewalahan dengan cepatnya penyebaran virus corona ini, lalu aspek pendidikan yang harus terpaksa ditutup untuk menekan penyebaran virus, dan yang paling terasa yaitu aspek ekonomi yang terganggu akibat pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi mengurangi penyebaran virus yang mengakibatkan banyaknya PHK karyawan. Berkaitan dengan adanya situasi pandemi ini pun memaksa perusahan-perusahaan untuk beradaptasi dengan situasi tidak menentu seperti ini. 

Dikarenakan hal ini terciptalah hybrid communication, yaitu penggabungan antara inovasi dan kemajuan teknologi dalam online communication dengan interaksi dan partisipasi dari model komunikasi konvensional atau tatap muka. Model ini mengkombinasikan komunikasi secara langsung dan online dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia. Cara baru dalam berkomunikasi ini memungkinkan para karyawan untuk bisa bekerja dimana saja. 

Ada 5 model hybrid diantaranya yaitu. 

  1. Static hybrid: setiap divisi perusahaan memiliki lokasi pasti untuk mereka bekerja selain kantor ataupun rumah masing-masing.

  2. Dynamic hybrid: para karyawan memutuskan tempat dimana bekerja di kantor atau di rumah.

  3. Synchronized hybrid: kelompok divisi di suatu perusahaan ada yang bekerja dari jarak jauh dan bekerja di kantor akan tetapi mereka data ke kantor pada waktu yang sama.

  4. Default digital: para karyawan dapat bekerja dimana pun mereka mau tanpa ekspektasi.

  5. fully distributed: model ini merujuk pada bekerja full dari jarak jauh.

Model hybrid communication ini memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat berkontribusi dalam pengembangan dan mendukung strategi interaktif pada pekerjaan tatap muka dan arak jauh, mengebangkan kegiatan terkati hasil pekerjaan karena fokus kepada interaksi karyawan dan bukan sekedar penyebaran konten, lebih banyak menawarkan informasi bagi karyawan dan memberi feedback lebih cepat dalam komunikasi antara karyawan, memungkinkan karyawan mengakses materi pekerjaan kapan saja dan dimana saja dan dapat melanjutkan pekerjaan dimana saja, meningkatkan efektivitas bekerja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline