Lihat ke Halaman Asli

Bustami Bin Arbi

Aceh, Indonesia

Festival Peunayong! Serasa di Negeri Cina

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

foto: google

Peunayong, bagi warga Banda Aceh bukanlah hal asing di telinga. Mendengar itu, orang langsung membayangkan sebuah kawasan yang didiami oleh etnis Cina. Kawasan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh itu merupakan salah satu tempat pusat keramaian di ibukota Provinsi Aceh. Lokasinya tidak jauh dari Mesjid Baiturrahman, hanya dipisahkan oleh sungai atau yang dikenal dengan Krueng Aceh. Jika berjalan kaki,  tidak butuh waktu lama. Mungkin hanya menghabiskan waktu  sekitar lima menit.

Kebetulan, usai Isya tadi saya merasa penasaran dengan acara yang digagas oleh Pemerintah Kota Banda Aceh itu. Sembari menunggu hujan reda, saya mengirim sms ke salah satu sahabat (Muhammad Rafli) mengajak berkunjung kesana. Bak gayung bersambut, ia pun setuju.

Dari Kampung Pineung, kawasan Kantor Gubernur, dengan mantap kami melaju bersama kereta (sebutan untuk sepeda motor) walaupun angin malam juga tak mau kalah menusuk sela-sela jaket yang kami kenakan.

Hanya butuh waktu kurang lebih lima menit setelah bergumul dengan padatnya jalanan malam minggu, kami pun tiba di jalan Ahmad Yani. Tampak jelas terpampang tulisan lokasi festival Peunayong, mata saya pun mengarah ke berbagai sudut memantau tempat yang layak untuk memarkir kereta. Melihat keberadaan kami, petugas parkir pun sudah dapat menebak apa yang kami mau. Bergegas ia mengarahkan tempat untuk memarkir kereta.

Selanjutnya, kami melangkah ke dalam area festival. Aura kecinaan kian terasa. Cahaya lampion, riasan dan pernak-pernik kecinaan menghiasi hampir tiap sudut. Barongsai, mungkin ini yang menjadi penegas bahwa etnis Cina benar-benar ada di Peunayong. Selain itu, seperti biasanya acara-acara serupa yang pernah ada hanya stand–stand keterampilan atau pameran produk warga Kota Banda Aceh kerap memenuhi lokasi.

Pun demikian, suasana yang disesaki pengunjung dari berbagai status sosial masyarakat dan kebudayaan itu tetap menarik untuk dikunjungi. Betapa tidak, disana dapat dilihat bagaimana heterogennya penduduk yang ada di Aceh. Ini dapat dilihat dari bentuk wajah dan fisik unik yang tumpah ruah di area festival tersebut.

Sebenarnya tanpa diadakannya acara tersebut, etnis Cina banyak menyebar di pelosok Aceh sejak abad ke-17 silam dan hidup di tengah-tengah Orang Aceh, mungkin karena festival yang diadakan sudah di setting sedemikian rupa sehingga auranya terkesan berbeda. Terkesan, serasa di negeri Cina.

Kampung Pineung, Banda Aceh, 8-5-2011

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline