Lihat ke Halaman Asli

Nadya Zalfa Safinatunnajah

Mahasiswi Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Logo Halal Indonesia, Kamuflase Wayang

Diperbarui: 18 Mei 2022   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada 13 Maret 2022 lalu, beredar kabar bahwa pemerintah telah mengganti logo Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi logo Halal Indonesia. Hal ini ditetapkan langsung secara nasional oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag). 

Saat kemunculan logo Halal Indonesia pertama kali, menuai banyak sekali pro dan kontra dari berbagai pihak. Pasalnya banyak yang tidak setuju karena berbagai hal. Bahkan, MUI saja terkejut karena logo yang diterbitkan tidak sesuai dengan kesepakatan awal.

Logo baru halal itu pun memicu perdebatan di media sosial, warganet mengkritisi mulai dari bentuk tulisan Bahasa Arab 'halal' yang dianggap rancu atau tidak jelas menggambarkan kata halal hingga gambar yang dirasa Jawasentris. Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, secara pribadi juga berpendapat bahwa logo terbaru itu lebih mengedepankan artistic ketimbang menonjolkan kata halal dalam Bahasa Arab.

Logo terbaru ini mulai berlaku efektif terhitung 1 Maret 2022. Penetapan logo ini dilakukan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 Undang-Undang Nomer 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). Pasal itu berisi kewajiban BPJPH menetapkan logo halal.

Logo Halal Indonesia memiliki bentuk seperti gunungan wayang dianggap sangat mewakili Indonesia. Corak yang digunakan merupakan artefak-artefak budaya yang memiliki ciri khas unik berkarakter kuat dan merepresentasikan Halal Indonesia.

Namun, kenyataannya gambar gunungan tersebut hanya bisa mewakili tanah Jawa saja sebagai kesenian wayang bukan menggambarkan nasional Indonesia. Karena gambar dari logo Halal Indonesia tersebut tidak termasuk kesenian dari seluruh kebudayaan di Indonesia.

Bentuk logo yang mengerucut keatas menggambarkan makin tinggi ilmu dan makin tinggi usia, maka manusia harus semakin megerucut ke atas atau makin dekat dengan Sang Pencipta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline