Rusia telah kehilangan seorang tokoh besar yang telah berperan dalam mengakhiri perang dingin antara AS dan Soviet. Seorang reformator yang mengedepankan perdamaian, tapi justru ditolak oleh bangsanya sendiri karena dianggap menjadi biang kehancuran Uni Soviet.
Mikhail Gorbachev, presiden terakhir yang memimpin Uni Soviet dari tahun 1985 hingga mengundurkan diri pada 25 Desember 1991, tutup usia pada Selasa, 30 Agustus 2022. Dilansir dari CNN Indonesia, dia yang telah mereformasi Uni Soviet dengan dua kebijakannya, Glasnost dan Perestroika, telah berjasa dalam mengakhiri perang dingin antara AS dan Soviet yang beresiko akan berakhir dengan perang dingin.
Dia juga mendapat penghargaan Nobel Perdamaian atas jasanya tersebut. Namun berbeda dengan negara Barat yang menyeganinya sebagai seorang pemimpin, Rusia sebagai negara asalnya sendiri justru memandang dirinya sebagai pemimpin yang gagal. Mengapa demikian?
Dilansir dari artikel milik Annisa Aflaha dari CNBC Indonesia, Mikhail Gorbachev membuat kebijakan Glasnost dan Perestroika dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan politik yang selama ini dihadapi oleh Uni Soviet. Melalui dua kebijakan ini, Mikhail Gorbachev menggunakan cara diskusi dan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk lebih bebas berekspresi.
Kunci keterbukaan ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi, tapi hal ini justru melemahkan kekuatan pemerintahan. Ideologi komunisme yang selama ini jadi pedoman mulai tergeser oleh keterbukaan. Hal ini yang akhirnya menyebabkan keruntuhan Uni Soviet.
Kebijakan ini akhirnya membuat wilayah-wilayah bagian dari Uni Soviet menuntut kemerdekaan dan akhirnya memisahkan diri dari Uni Soviet. Akhirnya posisi Mikhail Gorbachev tersingkir pada 25 Desember 1991, dan keesokan harinya Uni Soviet telah resmi jadi Republik Federasi Rusia.
Masa lalu dari kepemimpinan Mikhail Gorbachev yang membuat dirinya tidak dicintai oleh bangsanya sendiri karena dianggap tidak dapat mempertahankan Uni Soviet. Karena kebijakannya, dia justru dianggap sebagai biang kehancuran Uni Soviet.
Dilansir dari artikel milik Tito Hilmawan Reditya dari Kompas, Mikhail Gorbachev tidak akan dimakamkan dengan prosesi kenegaraan. Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga dipastikan akan melewatkan pemakamannya. Pada Kamis, 1 September 2022, Putin hanya dapat datang dan memberi bunga mawar merah dan penghormatan terakhir bagi Mikhail Gorbachev, kemudian membuat tanda salib Ortodoks lalu menyentuh tepi peti matinya.
Sumber :