Lihat ke Halaman Asli

Nalendra Gigih

Mahasiswa ambis

Pencegahan Stunting Melalui Edukasi Gizi Seimbang dan Pendeteksian Sejak Dini

Diperbarui: 1 September 2021   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Wawancara dengan bidan desa (Dokpri)

KKN UNEJ BTV III KELOMPOK 30 : Tingkatkan Kesehatan Selama 1000 HPK Melalui Makanan Gizi Seimbang juga Pendeteksian Stunting Sejak Awal

KKN Back to Village III Universitas Jember (unej.ac.id) adalah kegiatan kuliah kerja nyata periode ketiga dengan konsep yang telah disesuaikan dengan keadaan pandemic, sehingga walaupun dalam keadaan pandemic kegiatan ini dapat dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mahasiswa berpartisipasi langsung dalam membantu mengatasi atau mengurangi permasalahan yang terjadi pada masyarakat. Pada kesempatan kali ini, saya melakukan kegiatan KKN Back to Village III di tempat tinggal saya sendiri, yaitu di Perumahan Villa Tegal Besar. Perumahan Villa Tegal Besar terletak di Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur. 

KKN kali ini saya mengambil topik program penanganan stunting dan AKI AKB. Hal tersebut dilator belakangi oleh adanya pandemic dimana berpengaruh nyata pada perekonomian masyarakat secara general. Perekonomian keluarga yang menurun dapat meningkatkan angka stunting dan AKI AKB apabila keluarga belum dibekali oleh pengetahuan tersebut, ditambah dengan adanya pandemic kegiatan posyandu di beberapa tempat terganggu khususnya di daerah dengan kasus covid yang tinggi. 

Program penanganan stunting dan AKI AKB dapat menerapkan 3 poin tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu kehidupan sehat dan bersejahtera; pendidikan yang berkualitas ;dan berkurangnya kesenjangan social. Pada kegiatan KKN kali ini, saya lebih tepatnya mengambil tempat di RT 6, RT 7 dan daerah kampungan. Saya mengambil ketiga tempat tersebut dikarenakan populasi bayi yang aktif mengikuti posyandu paling tinggi dibanding daerah lainnya.

Stunting adalah keadaan dimana balita mengalami keterlambatan pertumbuhan sehingga menjadi kerdil dan memiliki tinggi yang tidak sesuai dengan umurnya. Stunting pada balita disebabkan berbagai macam factor, diantaranya adalah social ekonomi, asupan gizi ibu saat hamil, sakit pada bayi dan asupan pada bayi. 

Balita yang mengalami stunting beresiko untuk mengalami perhambatan dalam pertumbuhan fisik dan kognitif. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, kasus stunting di Indonesia pada tahun 2020 rata-rata mencapai 11,6% sedangkan Jawa Timur sendiri memiliki presentase kasus stunting diatas rata-rata kasus yang dialami Indonesia sendiri, yaitu 12,2%. 

Menurut WHO, minimal presentase kewajaran untuk stunting suatu negara adalah 20%, akan tetapi hal ini kurang tepat untuk dijadikan patokan karena populasi balita setiap negara berbeda. Berdasarkan hasil tersebut maka kasus stunting di daerah Jawa Timur perlu diperhatikan.

Gambar 2. Sosialisasi canvas proker dengan warga setempat (Dokpri)

Pada kegiatan minggu pertama, dilakukan observasi lapang. Observasi dilakukan dengan tujuan mengetahui masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan stunting. Observasi dilakukan dengan wawancara kepada kader posyandu setempat; bidan desa; dan para ibu hamil dan ibu dari baduta juga dilakukan pengataman lingkungan secara langsung. 

Hasil yang didapatkan adalah terdapat dua masalah utama terkait masalah stunting, yaitu kurangnya asupan gizi pada balita dan terjadinya kesalah dalam pengukuran rutin. 

Kurangnya asupan gizi dikarenakan adanya pengurangan penghasilan keluarga saat pandemicsedangkan esalahan dalam pengukuran rutin tubuh balita terjadi diakibatkan para ibu kurang mengerti metode pengukuran dan pencatatan yang benar. Pengukuran dan pencatatan tubuh balita ini penting untuk mengawasi tumbuh kembang balita agar tidak stunting. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa rata-rata ibu-ibu disana sudah mengerti dasar bercocok tanam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline