Buat: Almh. Hj. Siti Aisyah
Kartini Yayasan Wardatul Farhah
1
Entah kesabaran macam apa yang harus kumiliki, ketika nafasmu tak dapat kucium, ketika senyummu tak kulihat terkulum
Malam itu, sesak mendesak, dada tersedak... Aku melihatmu terbaring sakit!
2
Kakiku berjingjit agar sunyi abadi ketika tangan mengeja satu persatu rambutmu
Atau seratus delapan puluh derajat, tiga sudut hidungmu yang kuusap
Nafas kauhembus, kauempu kagumku... Hangat menyengat, ada yang meberontak tanpa teriak!
3
Aku melihatmu masih terbaring sakit...
Rombeng-rombeng selimutmu megundangku menyalakan bara dendam
Oh, aku penghayat lipatan-lipatan kain yang kadang melambai berhelai-helai
Perlahan, kubalutmu dengan telapak, menjejak di sebujur kakumu
--rindu mengubun detik ini, entah kesabaran apa yang harus kumiliki, ketika engkau masih terbaring sakit--
4
Pura-pura kutertidur, meski dengan nafas tak teratur
Engkau milikku. Milikmu, kujahit selimut rombengmu
Ada penasaran di sana, di bibir yang satu, tersenyum sedang di salah satu sudutnya darah muncrat, mengkarat
5
Pulang, aku pulang dari kenangan itu. apa yang dapat kuputar dari film runyam ketika engkau terbaring sakit?
Sungguh sakit yang menggodaku
Aku merabamu, mengusap karatan darah itu dengan ampelas rindu dan bau nafasmu menjadi candu,
Oh, rinduku...
Aku ingin mengulang sakitmu lagi
Kujahit rombeng selimutmu, berharap kausembuh
Yogyakarta, 20 April 2016
[caption caption="facebook.com/moeret"][/caption]