Ditinggal sang istri, besarkan anak seorang diri. Begitulah sepenggal kalimat yang menggambarkan kisah hidup Arisman, seorang juru parkir di sebuah pasar di Kota Pekanbaru.
Sehari-hari ia habiskan waktunya untuk bekerja sebagai seorang juru parkir, untuk menafkahi dan membesarkan anak - anaknya yang ditinggal sang ibu begitu saja demi hidup dengan pria lain. Istrinya pergi dengan pria lain meninggalkan Arisman dan anak-anak mereka.
Arisman selama ini merasa bahwa ia ditinggalkan sang mantan istri karena ia bukan orang yang berkecukupan. Beliau merasa bahwa ia hanya seorang juru parkir yang tak punya apa-apa, sehingga itu mungkin menjadi alasan sang mantan istri meninggalkan beliau dan anak-anaknya.
"Mungkin saya orang yang kurang mampu, makanya dia meninggalkan saya" begitu ucap Arisman
Mantan istrinya pergi dengan pria lain beberapa tahun silam meninggalkan Arisman dan anak-anaknya. Ia meninggalkan anak bungsu mereka yang saat itu masih berusia 1 tahun 8 bulan.
Usia yang masih sangat dini untuk ditinggalkan oleh seorang ibu. Anak balita yang seharusnya masih berada di pelukan ibunya, diurus oleh ibunya dan disusui oleh ibunya, malah pergi ikut bersama Arisman bekerja di pasar. Anak bungsunya itu dibawa Arisman karena tak ada yang bisa menjaganya dirumah, maka Arisman membawa anaknya itu ketempat ia bekerja. S
elama bekerja, Arisman akan meletakkan anaknya dengan kain jarik di emperan toko lalu ia bekerja menjadi juru parkir. Beliau selalu mebawa anak bungsunya itu kemana pun dan kapanpun. Siapa lagi yang akan menjaganya selain Arisman?
"Ya, kalau sedang bekerja waktu itu saya bawa anak saya ke tempat parki, tempat tidurnya saya beri alas kain jarik" begitu ucap Arisman.
Anak sekecil itu tak seharusnya menghabiskan waktu pagi dan siangnya di emperan toko-toko di pasar, terpapar panasnya siang dan banyaknya polusi kendaraan. Tapi begitulah keadaan yang memaksa anak sekecil itu ikut dengan ayahnya untuk mencari nafkah setiap hari di jalanan. Setiap saat Arisman akan memeriksa keadaan anaknya yang ia tinggalkan di emperan toko di tempat ia biasa menjadi juru parkir, untuk memastikan apakah anaknya baik-baik saja apa tidak.
Arisman merasa keputusannya untuk mengurus anak-anaknya seorang diri adalah keputusan terbaik. Ia menjelaskan bahwa pernah mantan istrinya datang kembali untuk meminta anak mereka. Tepat satu tahun setelah ia meninggalkan Arisman bersama anak-anak mereka.