Lihat ke Halaman Asli

Kepercayaan yang Hilang: Perjuangan Politisi untuk Menyampaikan Informasi di Tengah Gelombang Hoaks

Diperbarui: 26 Desember 2024   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Politisi di Era Digitalisasi (Sumber: Kompasiana)

Najwa Uhti Hanifah

Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Di era digital yang saat ini sudah semakin maju, tantangan yang dihadapi dalam komunikasi politik semakin kompleks. Dengan adanya kemunculan sosial media dan platform digital, sistem informasi yang disebarluaskan dan diterima oleh publik telah berubah secara signifikan. Meskipun kemajuan teknologi ini telah memberikan peluang untuk dapat menjangkau audiens secara luas dan melakukan interaksi secara langsung, ini juga membuka peluang bagi tersebarnya disinformasi dan berita palsu (fake news) yang berisiko dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi politik.

Pada konteks ini, menjaga kebenaran pesan menjadi hal yang penting bagi partai politik. Esai ini akan membahas bagaimana tantangan yang dihadapi oleh komunikasi politik dalam mempertahankan kebenarannya, serta bagaimana strategi yang dapat diterapkan untuk dapat menyampaikan pesan yang autentik kepada publik.

Era Digital dan Disinformasi

Transformasi Komunikasi

Era digitalisasi telah membawa perubahan besar pada cara kita berkomunikasi. Melalui adanya internet, informasi dapat dengan mudah disebarluaskan secara cepat. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok memungkinkan individu untuk dapat berbagi informasi secara cepat, tanpa batasan geografis. Namun, adanya kemudahan ini juga memberikan dampak negatif. Disinformasi atau penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan dapat dengan mudah menyebar dengan cepat, yang sering kali bahkan lebih cepat daripada fakta yang sebenarnya. Menurut laporan pernyataan dari Pew Research Center, sekitar 64% orang dewasa di Amerika Serikat yang mengaku bahwa berita hoax telah membuat mereka merasa kebingungan mengenai berita/hal yang sebenarnya terjadi.

Penyebaran Berita Palsu

Berita hoax dapat muncul melalui berbagai bentuk, dari artikel yang bersifat fiktif hingga penyajian fakta yang bertujuan menyesatkan. Di sosial media, algoritma yang sering kali memprioritaskan konten viral, akan menjadi sarana terjadinya penyebaran berita hoax. Di beberapa kasus, berita palsu ini telah berhasil mengubah opini publik dan menciptakan perpecahan di antara pihak. Hal ini yang telah menciptakan tantangan baru bagi politisi yang berusaha untuk menyampaikan pesan mereka secara jujur dan transparan.

Tantangan dalam Menyampaikan Pesan yang Dapat Dipercaya

  • Percepatan Informasi 

Tantangan utama dalam komunikasi politik yang umum terjadi adalah percepatan penyebaran informasi. Pada era digital, berita dapat dengan mudah menyebar dalam hitungan detik. Politisi sering kali terpaksa merespons secepat mungkin terhadap berita atau rumor yang beredar secara tiba-tiba, yang cenderung tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Hal ini yang menyebabkan mereka terperangkap dalam penyebaran informasi yang salah atau kurang akurat.

  • Keterbatasan Waktu dan Sumber Daya 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline