Lihat ke Halaman Asli

Najwa Shahab

Mahasiswi

Satu Hari Berjuta Wawasan dalam Sebuah Museum

Diperbarui: 28 November 2024   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Dalam Museum Nasional Indonesia, Taken by Me

                                                                                                                                        

Nama : Najwa Shahab

NIM : 23010400189

Prodi : Ilmu Komunikasi 

Dosen Pengampu : Istisari Bulan Lageni, S.Sos, M.I.Kom 

Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Museum Nasional Indonesia yang kerap dikenal dengan istilah "Museum Gajah" merupakan salah satu museum yang lahir dari pengaruh semangat abad pencerahan (Renaissance) di Eropa. Berdirinya Museum Nasional diawali dengan terbentuknya himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada 24 April 1778. Dikenal dengan sebutan "Museum Gajah" dikarenakan di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Museum ini merupakan museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi. Museum gajah mengoleksi benda-benda kuno dan bersejarah dari seluruh Nusantara. Museum Nasional Indonesia menjadi museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Museum Nasional Indonesia menampilkan Indonesia sebagai bangsa yang ditempa oleh kesadaran identitas. 

Pada tanggal 19 November 2024, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta mengunjungi Museum Gajah dalam rangka memenuhi tugas UTS Psikologi Komunikasi. Perjalanan ditempuh sekitar 1 jam. Sebelum memasuki museum, pengunjung membayar tiket terlebih dahulu sebesar Rp. 25.000 ribu. Memulai perjalanan menelusuri museum ini membuat fungsi edukatif dan rekreatif dari museum ini terasa bagi Saya. 

Terdapat beberapa peninggalan Arca Ganesha dari Jawa yang memiliki ciri khas, yaitu berbadan anak-anak berkepala gajah. Lalu, ada Arca Brahma, yaitu dengan ciri khas dewa berkepala empat, melambangkan empat kitab Weda, empat Yuga, dan empat warna. Terdapat pula Arca Bhairawa dengan ciri khas berwajah menakutkan duduk di atas seekor serigala di atas tumpukan tengkorak dalam keadaan tidak berpakaian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline