"Bro! Ini ada apa dah?" tanyaku kepada teman-teman yang bisa dibilang dekat denganku. "Yo ndak tau, kok tanya saya, saya kan ikan" ucap salah satu temanku yang bernama Richard. "Serius woi! Malah bercanda" ucap Kevin memukul kepala Richard. "Eh, dipikir-pikir Budi sama Rafa Dimana?" tanyaku kepada Kevin. "Aku juga gatau lah" jawab Kevin. "Yaudah mending kita dengerin omongannya pak kepsek dulu dah" ucap Richard mengingatkan kita jika sepertinya ini adalah situasi yang serius.
"Jadi, mulai hari ini juga.. kalian tidak akan bisa pergi dari sekolah ini.."
Tiba-tiba alarm kebakaran di sekolah menyala, semua orang terkejut dan berlarian kesana dan kemari. Kami pun mendengar seseorang yang meneriaki kami. "Woi! Kevin! Richard! -!" kita semua pun menoleh, ternyata orang yang memanggil kita adalah Budi yang sedang bersama dengan Rafa. Kami pun berlari mendekati mereka, tapi kita berkali-kali hampir jatuh. Budi dan Rafa pun berusaha berlarian ke arah kita juga sambil terpontang-panting oleh arus manusia yang berlarian kesana dan kemari.
"AAAAAAAAA!!!" terdengar teriakan histeris dari seseorang. Semua orang terdiam, dan ini kesempatan kita untuk kembali bersatu. Kami pun menoleh ke asal teriakan itu, ternyata ada seorang gadis yang terjatuh dengan satu lagi gadis yang memegang botol kaca yang dilumuri darah. Aku pun bergedik melihat itu. Bagaimana tidak? Ini adalah hal yang menjijikkan.
"Hei! Rebecca dipukul oleh gadis gila ini!" owh.. ternyata gadis yang terjatuh itu Rebecca, dan itu adalah temannya. Dan tiba-tiba rasanya aku mual, rasanya aku ingin muntah. 'Gadis gila' itu kini memukuli kepala teman Rebecca. Tiba-tiba Richard menarik tanganku dan Kevin. 'Ada apa dengan si gila satu ini?' pikirku. Kevin pun menarik Budi yang sedang berpegangan dengan Rafa.
...
Semua kericuhan pun dimulai di hari itu dan saat itu. Seluruh akses keluar dari sekolah ini ditutup, salah satu dinding yang seharusnya pagar menjadi lebih tinggi dan abnormal. Halaman sekolah yang awalnya tidak begitu besar sekarang rasanya tiada akhirnya. Selain itu mulai muncul hal-hal aneh di sekolah aneh ini. Seperti tiba-tiba ada binatang buas yang besar. Aku tidak pernah percaya hal ini terjadi padaku. Rasanya aku sedang bermimpi, tapi aku tidak.
Selama berhari-hari aku dan teman-temanku berusaha menyelamatkan diri dari semua bencana dan musibah yang terjadi. Semua orang kewalahan. Untungnya kami berhasil mengambil alih salah satu bangunan sekolah yang memiliki berbagai alat penting. Yaitu Gedung olahraga.
Gedung olahraga ini adalah Gedung yang memiliki fasilitas terlengkap. Ada UKS, tempat persediaan makanan, tempat peralatan olahraga yang dapat digunakan sebagai alat untuk melindungi diri, dan yang paling penting disini adalah... tempat ilegal yang seorang kakak kelas tunjukkan kepadaku. Di tempat ilegal ini terdapat beragam sajam dan peralatan berperang. Entah kenapa sekolah mempunyai tempat seperti ini. Tapi sepertinya tidak hanya Gedung olahraga yang mempunyai tempat ini. Dan itulah yang menjadi hal yang berbahaya.
"Woi Richard!" ucapku membangunkan Richard yang tertidur. Richard pun sontak terbangun. Dia menatapku dengan mata mengantuknya dan berkata "Maaf.. aku ketiduran". "Iya gapapa, yaudah sana istirahat, sekarang waktunya shift-ku sama Rafa" ucapku menyuruh Richard untuk berganti shift denganku. Richard pun hanya mengangguk sebagai jawaban lalu pergi. Aku pun duduk di salah satu pos berjaga dalam Gedung olahraga untuk beberapa jam kemudian.