Lihat ke Halaman Asli

Peran Media Sosial dalam Membentuk Opini Publikterhadap Kebijakan Pemerintah

Diperbarui: 20 Juni 2024   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita saat ini. Dengan miliaran pengguna di seluruh dunia, platform seperti Facebook, Twitter, Tiktok dan Instagram telah menjadi tempat di mana orang dapat berbagi opini, tetap mendapat informasi, dan membentuk opini publik. Namun, selain kebebasan yang diberikan media sosial, ada pula tanggung jawab yang harus dipikul penggunanya.

Kebebasan berpendapat adalah salah satu nilai mendasar dalam demokrasi. Media sosial memberikan wadah yang luas bagi individu untuk menyuarakan pendapat mereka tentang berbagai isu yang sedang hangat dibahas. Dalam konteks ini, media sosial dapat berperan sebagai alat yang memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembentukan opini publik. Setiap orang memiliki hak untuk mengemukakan pendapatnya, dan media sosial memberikan platform yang memungkinkan suara mereka didengar oleh banyak orang.

Penggunaan media sosial dalam pembentukan opini publik memiliki dampak yang signifikan. Media sosial mempunyai peran yang sangat besar dalam membangun opini masyarakat. Di Indonesia sekarang ini para pemain politik berlomba-lomba menggunakan media sosial (medsos) untuk mempengaruhi opini publik. Di sejumlah negara, para pemain politik memenangi kompetisi dengan menggunakan medsos untuk meraih kemenangan. Medsos terbukti mampu mempengaruhi pembentukan pendapat publik yang menentukan sikap politik masyarakat.

Dalam era digital, media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk opini publik terhadap kebijakan pemerintah. Media sosial mempunyai peran yang sangat besar dalam membangun opini masyarakat dan mempengaruhi partisipasi politik. Namun, penggunaan media sosial juga memiliki tantangan, seperti penyebaran berita palsu dan informasi negatif. Oleh karena itu, kita harus mewaspadai algoritma platform yang tidak kita ketahui dan memilih informasi dengan bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline