Lihat ke Halaman Asli

Najwa Chairi17

universitas Al-Azhar Indonesia

Kecenderungan Bunuh Diri yang Dialami Remaja, Tinjauan Kecenderungan Bunuh Diri dari Beberapa Perspektif Psikologi

Diperbarui: 25 Mei 2024   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kecenderungan bunuh diri yang di alami remaja, tinjauan kecenderungan bunuh diri dari  beberapa perspektif psikologi 

 Maraknya kasus bunuh diri dalam beberapa waktu terakhir menjadi peringatan untuk keluarga dan orang-orang terdekat, Menurut data organisasi Kesehatan dunia (WHO) dan international association of suicide prevention (IASP) lebih dari satu juta orang meninggal dunia karena bunuh diri setiap tahunnya. Dan permasalahan ini banyak terjadi pada kalangan remaja yang berusia 18-24 tahun cenderung memiliki ide dan upaya untuk bunuh diri yang lebih tinggi dari pada orang yang berusia 55tahun ke atas. pada Sebagian anak masa-masa remaja dapat terasa sulit sehingga seringkali para remaja merasa putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya, 

Lalu apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka yang memiliki ke inginan bunuh diri?

Penyebab percobaan bunuh diri 

Penyebab dari upaya bunuh diri sering terjadi karena seseorang mengalami keputus asaan, depresi, gangguan bipolar, bully, dan biasanya karna tidak ada tempat untuk bercerita, percobaan bunuh diri juga dilakukan sebagai sarana untuk menyalurkan energi-energi negatif  yang di rasakan, biasanya upaya yang dilakukan untuk bunuh diri itu dilakukan dengan menyakiti diri sendiri (self harm), misalnya menarik rambut, memukul, menyayat tubuh dan mengonsumsi obat-obatan terlarang. Tujuan dari Tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan pribadi.

Faktor bunuh diri dapat dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya:

  • Seseorang menderita gangguan mental seperti depresi, gangguan stress pasca trauma, atau gangguan bipolar
  • Mengalami kekerasan psikologis misalnya perundungan (bully)
  • Menderita penyakit parah seperti kanker
  • Mengalami tekanan batin seperti kehilangan pekerjaan
  • Mengalami kekerasan seksual

Bunuh diri masuk dalam 3 aspek dari pemikiran psikoanalisis Sigmund freud 

Ide dan upaya bunuh diri masuk dalam struktur kepribadian yang berkaitan dengan teori Sigmund freud yang merupakan pendiri aliran psikoanalisis, struktur kepribadian menurut freud sendiri terdiri dari 3 yaitu:

  • (id adalah dorongan untuk memenuhi kepuasan pribadi tanpa adanya pertimbangan yang matang). id berisikan motivasi dan energi psikis dasar, yang sering disebut sebagai insting atau implus. id bekerja berdasarkan tuntutan prinsip kesenangan (pleasure principle), maksudnya, id bertujuan hanya untuk memuaskan hasratnya dan dengan itu mengurangi ketegangan dalam diri.
  • (Ego adalah aspek yang tidak hanya mementingkan keperluan dirinya sendiri dan biasanya terjadi karena pengaruh yang didapatkan dari apa yang terjadi di lingkungan). Struktur kepribadian yang berkembang untuk menghadapi dunia nyata disebut freud sebagai ego, atau secara harfiah "aku". Ego berjalan berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle), ia harus memecahkan masalah-masalah yang nyata.
  • (Super ego adalah aspek yang berisi tentang Batasan untuk membedakan yang baik dan buruk atau sebagai pengaruh antar id dan ego). Struktur kepribadian yang betugas untuk menaati aturan-aturan bermasyarakat ini disebut sebagai super ego. Freud memikirkan nya sebagai " di-atas-aku" karena ia mengatur ego atau "aku". Super ego serupa dengan hati Nurani, namun lebih dalam lagi. Kita dapat berpikir mengenai apa yang diperintahkan oleh hati Nurani serangkaian panduan etis dalam diri namun sebagai super ego tidak dapat kita sadari. Maksudnya, kita tidak sadar akan dorongan moral dalam diri yang menekan dan membatasi Tindakan kita.

Aspek yang tidak bisa kontrol Ketika ingin melakukan tersebut, yaitu Super ego. Hal ini dikarenakan kita tidak bisa menahan diri kita untuk tidak melakukan Tindakan menyakiti diri. Kita tidak bisa menyadari hal yang dilakukan adalah hal yang tidak baik.

Dalam psikoanalisis, Freud beranggapan bahwasanya tujuan kehidupan adalah kematian. Dari hal tersebut kemudian timbul dorongan agresif yang bertujuan untuk memperkuat sifat egois. Caranya dengan meneruskan insting kematian yang sifatnya menghilangkan ke objek luar dan menggantinya menjadi tindakan yang bisa diterima oleh lingkungan.

Tujuannya untuk meneruskan energi dari insting kematian. Namun, kegagalan ego untuk meneruskan insting kematian keluar dari dalam dirinya dan membuat agresi kembali kedalam dirinya sendiri dan apabila merasa cukup kuat orang itu akan melakukan tindakan suicide.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline