Lihat ke Halaman Asli

Najwa Aulia Ramadhani

Mahasiswa, Universitas Islam Negeri Jakarta

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan

Diperbarui: 10 November 2024   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hereditas merujuk pada sifat genetik yang diwariskan, termasuk kecerdasan, bakat, dan temperamen, sedangkan lingkungan mencakup pengalaman, interaksi sosial, dan kondisi fisik yang dialami individu sejak lahir.

Terdapat tiga teori utama tentang peran hereditas dan lingkungan dalam perkembangan manusia:

1. Teori Empirisme (John Locke): Menyatakan bahwa individu terbentuk sepenuhnya melalui pengalaman dan lingkungan. Locke menggambarkan manusia sebagai "kertas kosong" yang diisi oleh pengalaman hidup.

2. Teori Nativisme (Arthur Schopenhauer): Menganggap faktor genetik sebagai yang utama dalam menentukan sifat dan potensi individu. Pendidikan hanya berperan mengasah potensi tersebut tanpa bisa mengubahnya.

3. Teori Konvergensi (William Stern): Menggabungkan pandangan empirisme dan nativisme, menyatakan bahwa perkembangan individu adalah hasil interaksi antara hereditas dan lingkungan. Keduanya dianggap sama penting dan saling melengkapi.

Kesimpulannya, pemahaman tentang interaksi antara hereditas dan lingkungan penting untuk mendukung perkembangan optimal individu melalui pendekatan pendidikan yang holistik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline