Lihat ke Halaman Asli

Najwa Anastasia

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Review Film Drama - Sang Perwira (2019)

Diperbarui: 11 Januari 2024   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Reviewer : Najwa Anastasia

Judul & Tahun : Sang Perwira (2019)

Produser : Ponti Gea 

Pemeran :

  • Ipda Dimas Adit Sutono (Horas)
  • Ipda M. Adityo Andri Cahyo Prabowo (Lambok)
  • Ipda M. Fauzan Yonnadi (Gomgom)
  • Ipda Jaya Syahputra (Ayah Horas)
  • Kompol Rina SRY N. Tarigan (Ibu Horas)
  • Briptu Desrine Putri Niken Fania (Rumondang)
  • Anggika Bolsterli (Nauli)

Menceritakan kisah seorang anak desa yang berasal dari kampung di tepi Danau Toba. Horas namanya, ia bercita-cita ingin menjadi anggota Polri lulusan Akademi Kepolisian namun tidak disetujui oleh ayahnya. Pendapat ayahnya perihal persetujuan itu tidak dihiraukan oleh Horas, ia tetap nekat mendaftar. Akhirnya, Horas dan Lambok melarikan diri untuk mendaftar ke Poldasu. Pelarian diri hingga ke Poldasu ini memberikan kabar baik untuk Horas namun tidak untuk temannya. Horas dinyatakan lolos seleksi dan diberangkatkan ke Semarang untuk menjalani pendidikan. Ia berhasil tergabung dalam anggota kepolisian di Akademi Kepolisian Semarang sesuai dengan cita-citanya. Sedangkan Lambok teman Horas, ia gagal dan menjadi bandar narkoba.

Setelah pendidikan di Semarang, Horas pulang ke kampung halamannya. Saat tiba di kampung halamannya, berbagai kejadian menyedihkan menimpa Horas. Ibu Horas dirawat di rumah sakit dan Horas harus berjuang memberikan pengabdian kepada ibunya walau akhirnya harus berpisah. Kejadian menyedihkan yang kedua adalah Nauli wanita yang dicintai Horas ternyata sudah menikah dengan temannya sendiri, Gomgom. Kejadian ketiga yang membuat Horas terkejut adalah saat ia ditugaskan untuk menangkap bandar narkoba yang ternyata itu adalah teman seperjuangannya saat ia seleksi menjadi calon anggota Polri dulu yaitu Lambok.

Secara umum film ini memuat pesan moral kepada penontonnya tentang perjuangan seorang anak meraih mimpi dan cita-citanya walaupun dengan segala keterbatasan yang ada. Selain itu, film ini juga menggali kultur budaya masyarakat dan secara tidak langsung, film ini memperkenalkan dan mempromosikan wisata yang ada di Sumatera Utara sepeti Danau Toba, Berastagi, Taman Resort Simalem, dan Sibolga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline