Lihat ke Halaman Asli

Najwa Oktavia Ramadhani

Universitas Pelita Bangsa

Sumpah Pemuda 1928: Inspirasi Guru SD dalam Mengajarkan Nasionalisme

Diperbarui: 11 Januari 2025   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita Membaca Buku (Sumber: Pexels)

Pernyataan Sumpah Pemuda, yang dirumuskan dalam Kongres Pemuda Kedua di Jakarta pada 27–28 Oktober 1928, menjadi tonggak perjuangan bangsa Indonesia. Ikrar ini menunjukkan semangat berani pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai budaya, suku, dan agama untuk bersatu dalam semangat kebangsaan dengan mengakui Indonesia sebagai tanah air, bangsa, dan bahasa persatuan mereka. Menurut Sugondo Djojopuspito, "Percerai beraian itu wajib diperangi, agar kita bisa bersatu". Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) mengumpulkan pelajar dari seluruh Indonesia untuk mengadakan Kongres Pemuda Kedua dengan tujuan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan di kalangan remaja. Sebelum kongres dilaksanakan, pemuda Indonesia mengadakan pertemuan untuk merencanakan acara, tempat, dan biaya untuk tiga lokasi. Selama kongres, masalah seperti nasionalisme, pendidikan, dan peran gerakan kepanduan dibahas dengan tujuan meningkatkan rasa persatuan dan cinta tanah air. Pada akhirnya, keputusan bersejarah dibuat, yang menjadi dasar perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di akhir kongres, Wage Rudolf Supratman menyanyikan lagu "Indonesia Raya", yang disambut antusias oleh peserta kongres, yang menunjukkan semangat kuat untuk mempertahankan Indonesia sebagai bangsa, tanah air, dan bahasa persatuan. Dalam Sumpah Pemuda, terdapat tiga poin penting yang menunjukkan komitmen pemuda Indonesia untuk bersatu dalam satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air.  Ketiga poin tersebut adalah: Pertama Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” (Naviah, N. I, 2022). Ketiga pokok tersebut menunjukkan betapa pentingnya persatuan dalam meraih kemerdekaan dan menjaga keberagaman Indonesia. Meski Indonesia terdiri dari ribuan suku, bahasa, dan budaya yang berbeda, Sumpah Pemuda menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Ini adalah pesan yang relevan dan dapat diajarkan oleh guru SD kepada siswa untuk menumbuhkan rasa saling menghargai dan cinta terhadap sesama.

Di sekolah, nilai-nilai nasionalisme dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan. Salah satunya adalah upacara bendera setiap hari Senin. Nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan ini mengajarkan siswa untuk menghargai jasa para pahlawan, meningkatkan keterampilan kepemimpinan mereka, menanamkan rasa nasionalisme dan kemandirian, dan meningkatkan peran mereka sebagai warga negara. Selanjutnya, masukkan budaya lokal ke dalam kegiatan sekolah, seperti memasukkan berbagai suku bangsa dan budaya mereka, serta kesenian lokal, seperti musik, tarian, dan lagu. Ini dilakukan untuk mencegah budaya Barat terpengaruh oleh kemajuan teknologi. memperkenalkan berbagai makanan lokal yang khas dari setiap daerah atau suku di Indonesia. Nilai-nilai nasionalisme sangat penting bagi siswa untuk menjaga martabat nilai-nilai budaya bangsa dan negara. Nilai-nilai ini telah tertanam dalam karakter siswa sejak kecil (Azhari, 2023). Di sekolah-dasar, menurut Mutmainah & Dewi (dalam Hazimah dkk, 2021), menanamkan rasa cinta terhadap budaya bangsa melalui pelajaran adalah langkah pertama dalam memperkuat nilai-nilai nasionalis melalui pelestarian budaya lokal di seluruh negeri. Melihat situasi ini, perlu dilakukan upaya untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme di sekolah dasar dengan memasukkan budaya lokal ke dalam pelajaran. Di sekolah dasar, pembelajaran budaya lokal dapat membantu menanamkan nilai-nilai nasionalisme. Ini dapat dicapai melalui kegiatan berbasis proyek di mana siswa dapat belajar tentang sejarah Sumpah Pemuda, membuat presentasi tentang ke Bhineka-an Indonesia, atau bahkan berpartisipasi dalam kegiatan yang merayakan keberagaman budaya (Welius dkk, 2022). Proyek ini tidak hanya mengajarkan kerja sama, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang persatuan bangsa. Selain dengan kegiatan berbasis proyek, seorang guru juga dapat menceritakan kisah Inspiratif tentang para pemuda yang ikut dalam Sumpah Pemuda atau menampilkan drama yang menggambarkan perjuangan pemuda dalam meraih kemerdekaan. Metode ini dapat membuat siswa lebih mudah memahami makna Sumpah Pemuda dalam konteks sejarah Indonesia.

Menurut Heri, Tujuan utama pembelajaran Sejarah adalah membantu siswa mempelajari nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan sejarah yang dapat membentuk karakter mereka, baik untuk saat ini maupun masa depan. Dengan memahami sejarah, siswa tidak hanya diajak mengenal peristiwa penting di masa lalu, tetapi juga diberikan inspirasi dan motivasi untuk mengaplikasikan nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan heroisme dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan seperti menyampaikan kisah-kisah sejarah yang menarik dan relevan dapat menjadi cara efektif bagi guru untuk menyentuh hati siswa dan menanamkan nilai-nilai tersebut (Azhari, A. R, 2023). Hal ini menegaskan bahwa peran guru sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini. Khususnya bagi guru sekolah dasar, mereka memiliki posisi strategis dalam membentuk pemahaman siswa terhadap identitas bangsa (Hazimah dkk, 2021).

Kesimpulannya, melalui pengajaran sejarah yang kreatif dan kontekstual, seperti kisah tentang Sumpah Pemuda, guru dapat menyampaikan pesan-pesan moral yang kuat untuk membangun karakter siswa. Dengan pendekatan yang tepat, siswa tidak hanya belajar tentang fakta sejarah, tetapi juga memahami makna mendalam di baliknya. Mereka diajak untuk menghargai perjuangan para pahlawan, mencintai tanah air, dan menghormati keberagaman sebagai bagian dari kekuatan bangsa. Semua ini diharapkan dapat mencetak generasi muda yang bangga akan identitas Indonesia, memiliki semangat persatuan, dan siap menjaga keutuhan bangsa di masa depan. Sumpah Pemuda 1928 merupakan sebuah peninggalan bersejarah yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi pengingat kuat tentang betapa pentingnya persatuan di tengah keberagaman. Sumpah Pemuda bukan sekadar pelajaran sejarah bagi guru sekolah dasar; ini sebuah inspirasi untuk menanamkan semangat cinta tanah air kepada siswa. Dengan cara yang sederhana dan penuh kreativitas, guru dapat menghidupkan kembali semangat Sumpah Pemuda di kelas. Misalnya, melalui cerita, lagu, permainan, atau percakapan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak (Utomo dkk, 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline