Lihat ke Halaman Asli

Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Sabun di Kelurahan Gegerkalong

Diperbarui: 19 Agustus 2022   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui program KKN Tematik 2022 ikut serta dalam mencanangkan program pembangunan berkelanjutan dengan 17 poin utama untuk menciptakan skema kehidupan berkelanjutan dalam tema "Menguatkan dan Meningkatkan Program SDG's (Sustainable Development Goals) Desa dan Rekognisi MBKM Puspresnas Kemdikbudristek"

Salah satu dari 17 program pembangunan berkelanjutan yang diusung didalamnya adalah program Infrastruktur dan Inovasi sesuai kebutuhan. Tema tersebut mencakup 8 poin utama yakni (1) pembuatan informasi berbasis IT tentang Akses jalan untuk segala cuaca/all weather road untuk wilayah desa/kecamatan, (2) penduduk yang menggunakan broadband handphone, (3) kondisi infrastruktur jalan, (4) Rumah tangga yang memiliki internet, berdasarkan jenis layanan di daerah pedesaan, (5) dermaga/tambahan perahu kondisi baik, (6) laju pertumbuhan industri rumah tangga, kecil dan menengah di atas petumbuhan PDB Desa, (7) Kontribusi industri pengolahan untuk PDB Desa, (8) Industri yang mencemari udara.

Tema-tema tersebut harus dijalankan oleh beberapa kelompok KKN Tematik UPI 2022 termasuk diantaranya adalah kelompok 9 yang memilih kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat sebagai sasaran utama kegiatan KKN.

            Salah satu bahan pokok yang banyak dikonsumsi dan digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya di kelurahan Gegerkalong yang mayoritasnya memiliki usaha kuliner dan rumah makan adalah minyak goreng. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, minyak goreng merupakan salah satu limbah non berbahaya. Akan tetapi, jika digunakan berulang kali, maka asam lemak yang terkandung didalamnya akan semakin jenuh dan mengasilkan senyawa peroksida yang bersifat radikal bebas/ beracun Jika hal tersebut dikonsumsi oleh manusia, maka akan berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, kolesterol hingga kanker. Jika limbah minyak tersebut tidak bisa dipakai lagi, maka masyarakat kerap kali membuangnya langsung ke saluran air ataupun sungai. Hal tersebut tentu berbahaya juga bagi kesehatan maupun lingkungan karena akan menyumbat drainase dan berpotensi menjadi tempat tumbuh kembang bakteri ataupun pencemaran air.

            Untuk mengatasi pemasalahan pencemaran lingkungan tersebut, maka Kelompok 9 KKN Tematik 2022 akan mencanangkan program sosialisasi pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi sabun di kelurahan Gegerkalong tepatnya di Youth Space wilayah RW 01 pada 5 Agustus 2022 . Kegiatan ini akan dihadiri oleh kurang lebih 30 anak-anak yang diharapkan mampu menjadikan sosialisasi ini sebagai budaya baru yang akan di terapkan dikeluarga maupun masyarakat lingkungan sekitarnya. Selain itu, kegiatan ini tidak terlepas dari pengawasan Dosen Pembimbing Lapangan yaitu Dr. Rita Maryana, M.Pd. dan juga Bapak A.Agung Pranata, S.Sos selaku Ketua RW 01 Kelurahan Gegerkalong.

            Dalam susunan agenda sosialisasi ini akan mencakup tiga tahapan utama yakni Demo, praktik dan penjelasan mengenai produk yang dihasilkan (Sabun). Pada tahap pertama yakni Demo akan dipimpin oleh dua mahasiswa perwakilan kelompok 9 yang memiliki keterampilan dibidang pengolahan tersebut karena berasal dari jurusan Pendidikan Kimia di Universitas Pendidikan Indonesia, yakni Yayang Destiani dan Tiara. Demo dilakukan dengan tujuan agar para peserta mengerti setiap tahap pembuatan.

            Demo tersebut juga diikuti oleh praktik dari setiap peserta sosialisasi yang telah dibagi kedalam 5 kelompok kecil dengan disertai pemandu di masing-masing kelompok. Pemandu disini berguna juga sebagai bentuk pengawasan keamanan para anak-anak/peserta dalam melakukan praktik. Mengingat, adanya penggunaan bahan kimia yang cukup berbahaya karena bersifat korosif dan iritatif, yakni Soda api. Penggunaan Soda api atau nama lainnya natrium hidroksida (NaOH) jika mengenai kulit dapat menimbulkan beberapa keluhan seperti luka bakar, iritasi atau bahkan peradangan.

            Meskipun begitu, praktik yang dilakukan para peserta berjalan dengan baik tanpa ada kendala ataupun kesalahan fatal karena para peserta maupun kaka pembina sudah melengkapi dirinya dengan APD (Alat Pelindung Diri) berupa sarung tangan plastik dan juga masker. Selain itu, semua bahan yang diperlukan sudah disiapkan oleh panitia mulai dari soda api, gelas plastik, tissue, masker, air merk amidis, cetakan sabun dll. Para peserta juga diberi kebebasan untuk berkreasi mulai dari memilih warna adonan sabun hingga proses pencetakan.

            Melalui kegiatan sosialisasi Pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi sabun kepada anak-anak ini diharapkan mampu menjadi sebuah kebiasaan dan budaya baru yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi masyarakat kelurahan Gegerkalong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline