Beberapa waktu yang lalu masyarakat digegerkan dengan fenomena kemunculan hewan-hewan yang muncul ke pemukiman warga.
Di perumahan Citayam, Depok dikejutkan dengan temuan anak ular kobra yang masuk didalam rumah warga. Berdasarkan data yang terhimpun jumlah ular yang ditemukan mencapai puluhan ekor.
Peristiwa serupa juga disusul dengan ditemukannya anakan ular kobra yang juga menghebohkan warga di Klaten Jawa Tengah. Ular-ular ini muncul seketika dan berkeliaran di pemukiman warga.
Tak sampai disitu, selain ular ada juga fenomena tawon vespa. Tawon vespa bukanlah tawon yang bentuknya seperti motor vespa. Melainkan hanya istilah untuk namanya.
Tawon vespa (endas) merupakan tawon yang paling ganas dan mematikan. Jika terkena sengatannya, rasa sakitnya pun tidak karu-karuan. Bahkan nyawapun bisa jadi taruhannya. Masyarakat yang ngetahui tawon tersebut, langsung meminta bantuan pada pihak terkait untuk mengamankannya agar tidak ada korban yang dirugikan dan juga berjatuhan.
Selain ular dan tawon, ada satu lagi hewan yang tidak kalah fenomenal yakni kemunculan ulat daun jati. Bagi sebagian masyarakat di pedesaan, saat musim labuh (transisi dari kemarau ke penghujan) ulat-ulat ini akan muncul dengan sendirinya.
Saat musim penghujan, tumbuhan dan dedaunan akan tumbuh subur dengan sendirinya. Namun, dibalik itu semua sudah ada yang mengintai para serangga yang membutuhkan makanan untuk berkembang biak. Tak terkecuali ulat daun jati.
Daun jati yang sudah tumbuh hijau dan lebar-lebar, seketika dapat dihabiskan oleh ulat. Ulat-ulat yang sudah kenyang, akan bertransformasi menjadi kepompong. Disaat angin yang sering terjadi pada saat musim penghujan seperti ini, menyebabkan kepompong ulat daun jati berjatuhan di tanah.
Kepompong tersebut dikenal dengan ungker. Secara turun temurun masyarakat masih mempercayai jika ungker-ungker tersebut dikonsumsi, kandungan protein nya sama halnya dengan mengkonsumsi sumber-sumber makanan hewani lainnya. Mungkin bagi yang belum terbiasa akan geli dan jijik untuk memakannya. Tapi, jika sudah tau manfaatnya dan nilai gizi nya mungkin akan kecanduan.
Keberaadaan ungker yang disatu sisi mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Namun disatu sisi juga merugikan masyarakat.
Krisis daun jati
Pihak pertama yang dirugikan dari fenomena ini adalah pengusaha tempe tradisional. Masyarakat pedesaan masih melestarikan budaya packaging tempe menggunakan daun jati. Daun jati yang masih lestari populasinya dan juga ramah lingkungan ini, masih menjadi alasan utama pengusaha tempe untuk tetap menggunakannya.