Lihat ke Halaman Asli

Najmi berlianamaulida

Juragan cengal

Literasi di Indonesia Semakin Menurun

Diperbarui: 27 Januari 2023   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Budaya literasi masyarakat di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya minat membaca dan kurangnya motivasi. Selain itu, perkembangan teknologi juga bisa menjadi faktor rendahnya literasi di Indonesia.

Ironisnya, perkembangan teknologi ada karena tingkat literasi yang tinggi. Namun hal itu hanya terjadi kepada para produsen saja. Kebanyakan masyarakat Indonesia menjalankan peran sebagai konsumen dari perkembangan teknologi. Hal ini akan berkaitan dengan faktor kurangnya minat membaca dan motivasi, dimana sebagai konsumen perkembangan teknologi, masyarakat Indonesia tidak banyak ikut andil dalam produksi perkembangan teknologi yang membutuhkan tingkat literasi yang tinggi.

Sebenarnya, apa yang di maksud dengan literasi? Dan mengapa literasi begitu penting?

Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Keduanya belum menjadi budaya di negara kita. Padahal, perkembangan ilmu dan budaya harus dimulai dari keduanya. Hal ini begitu penting karena dimulai dari literasi lah jendela dunia akan terbuka, pandangan dan wawasan orang-orang juga akan lebih luas.

Sebagai negara berkembang, ilmu dan budaya haruslah diperhatikan. Namun sayangnya, literasi masih menjadi hal yang disepelekan di negara ini. Menurut data dari PISA (Programme for International Student Assessment) pada 2010, tingkat membaca siswa Indonesia menempati urutan ke-57 dari 65 negara. Dan bahkan pada 2012, budaya literasi di Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negera yang di survei. Semakin bertambahnya hari, angka tingkat literasi di Indonesia malah semakin merosot.

Data Unesco menyebutkan posisi membaca Indonesia 0.001%, artinya dari 1.000 orang, hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca. Hasil survei tersebut cukup memprihatinkan. Minat baca masyarakat Indonesia tertutupi dengan kegemaran mereka yang lebih senang berbincang dan belajar melalui media audio visual. Lihat saja, berapa banyak masyarakat yang lebih memilih melihat video-video dari berbagai platform media sosial dan dari televisi. Belum lagi banyaknya masyarakat yang lebih asyik berbincang meski pembicaraannya tidak berbobot dibandingkan lebih memilih membaca dan menulis.

Menurut UNESCO pada tahun 2012, tingkat melek huruf orang dewasa mencapai 65,5%. Hal ini cukup rendah dan bahkan tidak menyentuh angka 80%. Dibalik solusi orang-orang dewasa yang masih bisa belajar di usianya, siswa-siswa sekolah juga haruslah meningkatkan kemampuan literasi mereka sejak dini.

Kurang minat baca adalah penyebab rendahnya budaya literasi di Indonesia. Terkadang, beberapa orang merasa tidak mengerti manfaat membaca sehingga tidak tertarik untuk melakukannya. Membaca membutuhkan waktu khusus memang, tetapi membaca itu memiliki banyak manfaat. Selain itu, kebiasaan menuliskan gagasan juga dapat meningkatkan kemampuan literasi. Berbagai kosakata akan didapatkan dari membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline