Pada zaman dahulu, hiduplah satu keluarga yang tinggal di sebuah desa. Desa ini terletak di dalam hutan dan suasananya sangatlah asri. Lokasinya yang dikelilingi oleh perbukitan hijau, terdapat banyak pohon yang menghasilkan udara segar, tersedia bahan makanan yang selalu mencukupi kebutuhan satu desa dari hasil pertanian, dan masih banyak lainnya. Kehidupannya tidak jauh dari bertani, berternak, atau berdagang. Satu keluarga ini terdiri dari Ayah yang bernama Pak Josh, Ibu yang bernama Bu Ema, dan saudari kembar yang bernama Iris dan Ivy. Kehidupannya harmonis, namun tidak menutup kemungkinan keluarga ini berada di dalam sebuah masalah dan pertengkaran. Iris dan Ivy adalah saudari kembar yang sifatnya sangat bertolak belakang. Ivy memiliki hati yang lemah lembut, sopan, sabar, dan selalu menghargai orang lain. Sedangkan sifat Iris adalah kebalikannya. Ia selalu memiliki rasa iri jika saudari kembarnya memiliki sesuatu yang lebih darinya, susah untuk diatur, mudah marah dan tersinggung serta tidak memiliki rasa sabar.
Sebenarnya, ada suatu misteri yang belum terpecahkan dari desa ini. Mereka memiliki kepercayaan bahwa tempat yang terletak di tengah hutan ini memiliki kekuatan negatif yang sangat kuat. Mereka percaya, disana terdapat seorang penyihir jahat yang selalu meminta tumbal untuk membuatnya awet muda. Bagi siapapun yang tetap pergi ke tempat ini, mereka tidak akan pernah kembali lagi. Sudah ada 37 korbannya dari desa ini yang tidak pernah kembali ketika mereka memutuskan untuk tetap pergi kesana. Salah satu korbannya adalah kakak laki-laki Bu Ema yang bernama Aron. Bu Ema merasa sangat terpukul atas kejadian tersebut dan hampir saja keguguran ketika mengandung Iris dan Ivy. Hal inilah yang membuat Pak Josh semakin khawatir sehingga selalu melarang Iris dan Ivy pergi ke tempat itu. Pak Josh ingin melindungi keluarga yang sangat dicintainya itu.
Pak Josh adalah seorang kepala keluarga yang baik. Ia selalu memberikan kasih sayang terbaiknya untuk sang istri dan kedua anak kembarnya. Ia selalu bersyukur atas kehidupannya saat ini. Dikaruniai dua anak kembar yang cantik dan seorang istri yang selalu menyayanginya serta mencintainya dengan tulus. Begitu juga dengan Bu Ema, ia selalu memberikan yang terbaik untuk anak kembarnya dan juga sang suami.
Terdapat kekhawatiran besar yang dirasakan oleh Pak Josh dan Bu Ema. Yaitu, Iris. Mengapa Iris? Iris adalah anak mereka yang sifatnya sangat susah sekali untuk diatur. Ia anak yang nakal, mudah marah, dan selalu membantah serta memberontak. Berbeda sekali dengan sifat Ivy. Mereka khawatir jika Iris nantinya akan dibenci oleh orang-orang dan terdapat satu kemungkinan buruk yang akan dilakukan Iris sehingga selalu mereka jaga serta perhatikan. Iris selalu penasaran dengan tempat yang dipercayai berbahaya itu. Sudah lima kali Iris mencoba pergi kesana namun digagalkan oleh pamannya yang tinggal di dekat sana. Pamannya selalu membawa Iris pulang. Ia tidak ingin Iris menjadi korban berikutnya.
"Ayah tidak suka kamu selalu melanggar kepercayaan saya! Sudah Ayah katakan berapa kali Iris untuk tidak pergi kesana? Apakah kamu mau mati?! Sebagai hukumannya, kamu akan Ayah kurung di kamarmu selama satu bulan penuh. Jika kamu bertekad untuk kabur, akan Ayah kurung selama satu tahun." Begitulah ucapan Pak Josh yang sedang mengeluarkan amarahnya.
Mendengar hal itu, Iris sempat berteriak dan memberontak. Tangisannya semakin menjadi-jadi ketika Pak Josh membawanya ke dalam kamar Iris yang terletak dilantai dasar bawah tanah lalu menguncinya. Bu Ema menangis karena anaknya akan dikurung disana selama sebulan, Ivy juga ikut bersedih. Namun, hal ini harus tetap dilakukan untuk kebaikan Iris.
"Aku selalu percaya, apapun yang dilakukan olehmu adalah yang terbaik untuk kehidupan kita," ucap Bu Ema.
"Ibu, Ayah. Aku akan berjanji untuk selalu melindungi Iris kemanapun dia berada. Namun tolong, berikanlah ia kesempatan jika ia ingin keluar. Tidak akan ada yang kuat untuk dikurung sendirian di tempat itu. Ivy mohon," lirih Ivy sambil menangis.
Lalu hal itu disetujui oleh Pak Josh. Dan ia hanya memberikan 5 kali kesempatan Iris untuk keluar namun harus didampingi oleh Ivy.
Hari demi hari berlalu. Sejauh ini, ketika Iris menagih janji ayahnya untuk berpergian keluar bersama Ivy, tidak ada hal buruk yang ia lakukan. Hal itulah yang membuat Pak Josh serta Bu Ema tenang.
Suatu hari, Pak Josh meminta izin untuk berdagang ke sebuah desa yang berada di balik perbukitan sekitar satu minggu lebih. Perjalanaannya membutuhkan waktu dua hari, begitu juga dengan perjalanan pulang. Lalu, Pak Josh berpamitan kepada sang istri serta kedua anak kesayangannya itu. Sebenarnya, Bu Ema sangat khawatir karena musim hujan yang akan membuat jalanannya licin, namun Pak Josh meyakinkanya bahwa ia akan selalu selamat, kemudian Bu Ema mengizinkannya. Ternyata, Pak Josh tidak pergi sendiri. Ia bersama dua sahabatnya yaitu Alex dan Simon. Mereka pergi dengan menggunakan kereta kuda yang telah diatur sedemikian rupa agar perjalanannya nyaman. Ivy merasa sedih karena ia akan sangat merindukan ayahnya. Sedangkan Iris merasa sangat senang karena tidak akan ada yang mengatur kehidupannya selama satu minggu lebih.