Lihat ke Halaman Asli

Najmah Banu

mahasiswa

Relasi Psikologi Pendidikan dengan Kearifan Lokal

Diperbarui: 8 Juli 2023   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Psikologi pendidikan secara umum dapat dinyatakan sebagai ilmu khusus dari cabang ilmu psikologi yang berfokus pada cara memahami pendidikan dan komponen di dalamnya. Sebagaimana diungkapkan oleh Glover dan Ronning yang menyatakan bahwa educational psychology includes topics that span human development, individual differences, measurement, learning, and motivation and is both a data-driven and a theory-driven discipline (Elliot, 2010:14). Glover dan Ronning menekankan bahwa psikologi pendidikan mengkaji mengenai perkembangan manusia, perbedaan individu, pengukuran, pembelajaran, dan motivasi belajar yang dibuktikan dengan teori dan data di lapangan.

 Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh psikologi pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan begitu besar karena ilmu inilah yang memberikan bekal kepada para penyelenggara pendidikan untuk memandang pendidikan dari berbagai aspek, terutama aspek psikologi. Psikologi pendidikan telah menjadi salah satu disiplin ilmu yang masih bertumbuh. Perkembangannya yang sudah melampaui perjalanan yang panjang masih menyisakan banyak persoalan yang perlu mendapat perhatian lebih seksama. Perubahan tantangan kehidupan yang semakin kompleks berpengaruh langsung terhadap berbagai aspek-aspek yang menjadi fokus, baik dalam tataran teoritis maupun praktisnya.

 Mencukupkan diri pada khazanah ilmu pendidikan yang telah dibukukan tidak lagi memadai menjawab tantangan yang menghadang. Perlu diingat bahwa setiap generasi perlu membekali diri dengan ilmu-ilmu dan pemahaman baru, karena setiap generasi mempunyai tanggungjawab mendidik generasi berikutnya yang mempunyai karakteristik dan tantangan yang tidak selalu sama dengan para pendahulunya. Pendidikan di Indonesia yang masih berkiblat pada pendekatan dan model ilmu pendidikan yang berasal dari luar, sudah waktunya memberi ruang lebih serius untuk menggali khazanah tradisi pendidikan yang telah berkembang dan memberi kontribusi dalam praktik pendidikan di tanah air selama berabad-abad lamanya, melalui kearifan lokal. Upaya ini tentu tidak mudah, tetapi bukankah lebih baik bersusah payah saat ini daripada kemorosotan jati diri dan karakter bangsa yang saat ini dilekatkan pada bangsa ini terus berlanjut. Martabat sebuah bangsa akan sangat ditentukan kemampuan bangsa tersebut mengaktualisasikan karakter unggulnya dan mentransformasikannya melalui teori dan praktik pendidikan.

 Pendidikan di berbagai daerah di Indonesia dan beberapa negara telah memberikan pemaknaan lebih terhadap psikologi pendidikan dari perspektif kearifan lokal. Nilai rendah hati, malu melangggar aturan, penghormatan terhadap leluhur, serta sederhana dalam bertindak merupakan sebagian di antara kearifan lokal masyarakat yang berhasil diintegrasikan melalui ilmu pendidikan dan diaplikasikan dalam teori dan praktik pendidikan. Psikologi pendidikan dalam perspektif kearifan lokal mengacu pada keaslian dan kemurnian nilai-nilai pribumi atau indigenous yang bertujuan untuk meningkatkan adaptabilitas guru dan peserta didik dalam konteks proses pembelajaran sehingga dapat melahirkan pembelajaran yang unik dan typic sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik.

Psikologi pendidikan berkontribusi pada pendidik dan peserta didik dalam menyelenggarakan pendidikan secara maksimal. Sebab psikologi pendidikan menerapkan ilmu psikologi untuk mempelajari perkembangan, pembelajaran, motivasi, instruksi, asesmen, dan permasalahan yang berkaitan dalam belajar pembelajaran. Proses sosial, emosional, dan kognitif yang berperan dalam pembelajaran menjadi fokus studi untuk kemudian diaplikasikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Fokus yang menjadi prioritas psikologi pendidikan adalah memahami proses belajar, yang mencakup prosedur dan strategi pembelajaran sehingga peserta didik dapat memperoleh dan memahami pengetahuan baru. Prosedur dan strategi pembelajaran tertentu disesuaikan dengan kondisi kelas, dimana dalam hal ini guru adalah tokoh kunci dalam menyelenggarakan pembelajaran yang ideal.

Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Hakim (2010:91) menyatakan tiga aspek yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar adalah: (1) kepribadian; (2) pandangan terhadap anak didik; dan (3) latar belakang guru. Munculnya perspektif terhadap kepribadian peserta didik dan guru tersebut bersumber dari kondisi lingkungan dan budaya yang ada di masyarakat. Lingkungan dan budaya membawa nilai dan norma tertentu sehingga muncul perilaku yang ditunjukkan oleh guru dan peserta didik. Lingkungan dan budaya merupakan faktor yang paling mempengaruhi pembentukan karakter individu. Budaya membawa seperangkat nilai dan norma yang digunakan sebagai dasar pedoman hidup bermasyarakat.

 Budaya membentuk karakter dan citra tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah. Di samping itu, keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi dan transformasi budaya ke arah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat adat tersebut menghadapi tantangan terhadap eksistensinya. Hal ini perlu dicermati karena warisan budaya dan nilai-nilai tradisional tersebut mengandung banyak kearifan lokal yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Jika dipandang dari perspektif kearifan lokal, maka psikologi pendidikan memberikan gambaran mengenai keragaman budaya yang melatarbelakangi kehidupan peserta didik dan guru sehingga tercipta hubungan yang berdasarkan nilai dan norma yang dianut sesuai dengan kearifan lokal yang berlaku (Ridwan, 2007). Hubungan antara peserta didik dan guru dilihat dari perspektif kearifan lokal, dapat menciptakan kebiasaan dan perilaku yang unik namun tetap bersama dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Hubungan tersebut akan memberikan tanda yang mencolok pada kondisi dan iklim kelas sehingga dapat membantu guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Perilaku yang dimunculkan guru dan peserta didik menunjukkan simbol-simbol tertentu yang memiliki makna tersendiri dan menandai hubungan keduanya. Tentu dalam hal ini akan memberikan kekhasan tertentu akan kondisi kelas, terlebih dalam konteks lebih luas adalah kondisi pendidikan antardaerah hingga antarnegara.

Referensi

prof. Dr. Nurhidayah M.Pd., D. (2017). psikologi pendidikan . malang : Universitas Negeri Malang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline