Lihat ke Halaman Asli

Najma Fadila

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Pembuatan Alat Cek Suhu Tubuh untuk Meningkatkan Fasilitas Pelayanan di Balai Desa Ganting

Diperbarui: 19 September 2021   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Sebagaimana telah ditetapkannya status pandemi virus covid-19 di Indonesia, pemerintah mengeluarkan protokol kesehatan yang wajib untuk ditaati oleh seluruh lapisan masyarakat seperti Memakai masker, Mencuci tangan secara teratur, Menjaga jarak minimal 1 meter, Menghindari kerumunan serta Mengurangi mobilitas atau yang biasa disingkat 5M. Ditengah kondisi pandemi seperti ini, pemerintah masih berupaya memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Sejak ditetapkannya protokol kesehatan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, instansi publik maupun swasta mulai merubah pola pelayanan mereka. Salah satunya dengan menyediakan tempat cuci tangan/handsanitizer, menghimbau untuk selalu memakai masker dan menjaga jarak dengan memasang poster, serta mengecek suhu tubuh seseorang yang akan masuk kedalam ruangan dengan alat cek suhu tubuh.

Permasalahan yang dijumpai oleh mahasiswa KKN UMSIDA di desa Ganting khusunya tempat pelayanan masyarakat di balai desa Ganting belum terdapat alat cek suhu tubuh. Padahal, alat ini sangat penting untuk mengetahui kondisi masyarakat yang akan meminta pelayanan. Dengan alat pengukur suhu tubuh, setidaknya kita dapat mengetahui kondisi fisik seseorang dengan mengukur suhu tubuh mereka. Mengingat jika gejala virus covid-19 bisa dilihat dari suhu tubuh, suhu normal pada anak yaitu 36,1 -- 37,7 derajat Celsius. Suhu normal pada orang dewasa, yaitu 36,5 -- 37,5 derajat Celsius.

Sebagai bentuk pengabdian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang melakukan Kuliah Kerja Nyata di desa Ganting, maka diciptakanlah sebuah alat cek suhu tubuh yang nantinya akan ditempatkan di balai desa Ganting. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat mendeteksi suhu tubuh setiap orang yang akan masuk ke balai desa baik itu perangkat desa, petugas kebersihan, masyarakat yang memiliki kepentingan di balai desa, maupun orang dari luar desa. Jika nantinya diketahui suhu tubuh melebihi batas normal maka orang tersebut disarankan untuk memeriksa kesehatannya terlebih dahulu. Tentunya hal ini akan sangat membantu untuk menekan penyebaran virus covid-19 di desa Ganting.

Tahapan awal dalam pembuatan alat cek suhu tubuh atau temperature scanner yakni dengan menyiapkan alat dan bahan yang terdiri dari Sensor GY-906, Arduino Uno R3 Clone CH340, USB Printer, Module DF Player Mini, Speaker 0,5W 8 Ohm, Breadboard, Kabel Jumper Male to Male, Kabel Jumper Female to Female, Kabel Jumper Male to Female, Resistor 330 Ohm, Module LCD, Module i2c, Memory card 4 GB, Sensor Ultrasonic. Jika alat dan bahan yang dibutuhkan sudah tersedia, kemudian satu persatu bahan mulai dirakit. Tidak lupa untuk melakukan proses pengujian terlebih dahulu, untuk memastikan apakah alat tersebut berfungsi dengan baik atau tidak. Jika sudah dipastikan alat tersebut dapat berfungsi dengan baik, maka dilakukan proses finishing yaitu pemberian rangka penutup (luaran) untuk alat cek suhu tubuh ini.

Cara kerja alat ini sangat sederhana, yakni dengan mengarahkan objek yang akan diukur suhunya ke dekat temperature scanner. Secara otomatis akan muncul hasilnya di layar LCD berupa angka dengan satuan Celcius. Pemindaian suhu tubuh menggunakan alat ini cukup efisien karna lebih cepat mendekteksi suhu tubuh seseorang dibanding termometer konvensional. Hal tersebut dikarenakan alat ini menggunakan tekhnologi infrared yang dapat mendeteksi suhu hanya dalam hitungan detik. Selain itu hasil penelitian ilmiah membuktikan bahwa thermometer inframerah tidak memancarkan sinar radiasi seperti sinar-X. Sehingga tidak akan merusak retina mata, menjadikan seseorang buta serta tidak merusak sistem saraf. Maka sudah bisa dipastikan jika alat ini sangat aman dan efisien dalam mengukur suhu tubuh seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline