Lihat ke Halaman Asli

Najlaa Salsabila Nasution

mahasiswi universitas muhammadiyah sumatera utara

Pendidikan Terpinggirkan : Menyingkap Miris Generasi Bangsa

Diperbarui: 8 Februari 2025   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Terpinggirkan: Menyingkap Nasib Miris Generasi Bangsa

Pendidikan seharusnya menjadi fondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Namun, di tengah segala harapan, realitas di lapangan menunjukkan bahwa sistem pendidikan kita masih mengalami keterabaian yang mendalam. Kondisi ini tak hanya menghambat perkembangan intelektual, tetapi juga menimbulkan dampak jangka panjang yang serius bagi masa depan bangsa.

Realitas yang Mengkhawatirkan

Di berbagai pelosok negeri, terutama di daerah terpencil dan perkotaan yang padat penduduk, masih banyak sekolah yang kekurangan fasilitas dasar. Ruang kelas yang tidak layak, minimnya laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas penunjang lainnya menjadi gambaran nyata dari sistem pendidikan yang terpinggirkan. Di samping masalah infrastruktur, kualitas guru dan tenaga pendidik juga masih menjadi tantangan besar. Banyak pendidik yang belum mendapatkan pelatihan memadai untuk mengimbangi perkembangan teknologi dan metode pembelajaran modern. Hal ini berimbas pada rendahnya kualitas proses belajar-mengajar di kelas.

Tidak hanya itu, kurikulum yang diterapkan pun kerap dianggap tidak relevan dengan kebutuhan zaman. Materi yang disampaikan belum sepenuhnya mampu mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif dan berubah cepat. Kesenjangan antara teori yang diajarkan di sekolah dengan praktik di lapangan semakin melebar, sehingga menempatkan generasi muda pada posisi yang kurang siap menghadapi tantangan global.

Dampak Jangka Panjang bagi Generasi Mendatang

Keterabaian dalam pendidikan membawa konsekuensi yang tidak bisa dianggap sepele. Berikut beberapa dampak nyata yang telah dirasakan:

  1. Kesenjangan Sosial yang Semakin Melebar
    Perbedaan akses dan kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan menimbulkan kesenjangan sosial yang signifikan. Anak-anak dari keluarga kurang mampu sering kali terjebak dalam lingkaran kemiskinan karena tidak mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga sulit untuk keluar dari kondisi tersebut.

  2. Rendahnya Daya Saing Tenaga Kerja
    Sistem pendidikan yang tidak optimal menghasilkan lulusan dengan keterampilan yang kurang memadai. Akibatnya, daya saing tenaga kerja Indonesia di kancah global menurun. Hal ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi di masa depan.

  3. Terhambatnya Inovasi dan Kreativitas
    Pendidikan yang berkualitas adalah kunci pengembangan inovasi. Namun, bila sistem pendidikan terus terabaikan, potensi inovatif dan kreatif generasi muda tidak akan maksimal. Padahal, inovasi merupakan salah satu penopang kemajuan suatu negara di era digital dan globalisasi.

  4. Meningkatnya Angka Pengangguran
    Kualitas pendidikan yang rendah berdampak langsung pada rendahnya keterampilan kerja. Banyak lulusan yang tidak mampu bersaing di pasar kerja karena tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan industri modern. Akibatnya, tingkat pengangguran pun cenderung meningkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline