Lihat ke Halaman Asli

Najib Ihsan

Mahasiswa Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya,

Potret Kehidupan Muslim Minoritas di Negeri Tango

Diperbarui: 5 Januari 2023   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Potret Kehidupan Muslim Minoritas di Negeri Tango

oleh Moh.Najib Ihsan

Pada perhelatan piala dunia 2022 Qatar, Argentina kembali menjadi juara dunia ketiga kali-Nya setelah beberapa tahun mereka mati-matian berjuang untuk kembali mengangkat trofi bergengsi pada tahun ini,bermain mati-matian melawan tim yang berjulukan ayam jantan, kapten Lionel Messi dan kawan-kawan sebenarnya kewalahan menghadapi tim lawan,kendati gol hattrik dari mbappe.

Sebelumnya pada babak penyisihan,Argentina mengalami kekelahan dari Arab Saudi dengan skor 1-2 yang begitu memalukan dimata dunia.namun Lionel Messi dan kawan-kawan berhasil bangkit setelah mengalahkan Meksiko dan Polandia dengan skro 2 0 pada dua pertandingan terkahirnya,sampai meraka melaju pada babak final dan menjadi juara dunia pada perhelatan bergengsi tahun ini.

Selain Argentina yang berhasil menjadi juara dunia,tuan rumah Qatar pun juga berhasil menyelenggarakan ajang bergensi ini, meskipun timnas Qatar harus pulang terlebih dahulu setelah tiga kali pertandingan kalah di grup G.begitupun prihal dakwah,mereka yang mayoritas muslim juga berhasil mengajak orang-orang terutama supporter dari belahan dunia untuk belajar kemudian masuk Islam.

Namun berbeda dengan timnas Jerman yang populasi muslim terbanyak di Eropa ,dalam perhelatan piala dunia 2022 kali ini,  mereka berupaya mendeklarasikan  LGBT dan semacamnya yang begitu kontroversial dikalangan umat Islam yang juga menjadi kelompok minoritas di beberpa Negara saat ini.

Islam yang merupakan agama Rahmatan lil Alamin bagi kalangan muslim dibelahan dunia, masih megalami kewalahan dalam menyebarkan dan berdakwah tentang Islam dinegara yang mayoritas beragama non Islam, mulai superioritas kalangan mayorutas terhadap kaum minoritas, hingga deskriminasi agama yang begitu di kecam oleh para mayoritas.

Tentang mayoritas dan minoritas, kak Akbar dan kak Kartina angakat suara dalam tajuk jurnalnya "Minoritas Muslim Dalam Politik di Amerika Latin"(lihat 19-20)begitu kejamnya mereka dalam bersosial dan beragama bahkan meraka membeda-bedakan ras dan agama untuk menguasai daerah tersebut. 

Kak Akbar dan kak Kartina menemukan fakta-fakta yang telah terjadi di daerah tersebut,sungguh miris keadaan para kaum kulit hitam yang dipaksa untuk meninngalkan agamanya setelah meraka kalah dalam peperangan melawan bangsa Eropa, bahkan dari kalangan mereka berasal dari para pelajar dan ulama(pembuka agama islam) yang dijadikan budak,di Argentina pada masa jabatan carlos menem sebagai presiden yang cukup lama di masanya dia harus mengorbankan agama demi urusan poltik dan ekonomi di negaranya.

Hal ini mengingatkan saya pada sejarah masuknya Islam di Argentina yakni pada abad ke 15 bangsa Moor dari Spanyol pergi ke Argentina untuk melarikan diri dari penyiksaan bangsa Spanyol.namun setibanya di Argentina mereka di jadikan budak yang begitu banyak mendapatkan diskriminasi beragama oleh para pribumi yang mayoritas beragama Kristen dan Katolik.

Hingga sampai batasan waktu yang begitu lama,pada abad 19 para kaum imigran perlahan mulai menunjukkan rasa bahagia setelah penghapusan perbudakan di amerika latin,kemudian pada akhir abad 19 Islam di kenalkan kembali di negeri tersebut oleh para imigran timur tengah yang mayoritas berasal dari Syuriah dan Lebanon yang bertujuan untuk menetap di daerah tersebut.daerah yang mereka huni terdiri dari Argentina, Brazil, Paraguay,dan Venezuela.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline