Masa pandemi sama sekali tidak menyurutkan antusiasme masyarakat terhadap Ramadhan dan Lebaran, khususnya belanja online. Akhir-akhir ini belanja online lebih di minati ketimbang beli langsung karena harganya yang terjangkau dan fleksibel. Apalagi menjelang bulan puasa seperti ini , intensitas memasak warga justru meningkat. Selain itu, ketika waktu buka puasa tiba, stand dan resto akan dibanjiri pembeli.
Orang-orang terus membeli makanan pokok dan kebutuhan lainnya. Akibatnya menjelang bulan Ramadhan ini beberapa harga kebutuhan pokok mulai naik.
Jika diperhatikan, kenaikan harga ini merupakan kejadian yang terus berulang setiap tahunnya, karena menjelang hari raya besar khususnya pada bulan Ramadhan. Ketika stok barang yang diminta tidak cukup, permintaan masyarakat cenderung meningkat lebih dari biasanya. , Itu adalah salah satu faktor mengapa bahan masakan lebih mahal dari pada biasanya.
Maka di sini berlaku hukum , jika harga suatu produk semakin murah maka trend permintaan terhadap produk tersebut akan meningkat dan begitu pula sebaliknya.
Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi pula permintaan suatu barang.Semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi pula permintaan suatu barang.
Banyaknya pedagang yang menimbun kebutuhan pokok juga merupakan salah satu faktor mengapa harga kebutuhan pokok mulai naik. Persaingan daganglah yang menyebabkan para pedagang menimbun kebutuhan pokok sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan untuk di hari krisis seperti ini. Hal ini menimbulkan keresahan masyarakat karena kurangnya bahan pokok sebelum datangnya bulan Ramadhan.
Untuk itu pada saat bulan ramadhan masyarakat gencar meminta kepada pemerintah untuk menstabilkan harga. Pemerintah pun mulai melakukan operasi pasar sebelum datangnya Ramadhan ,mulai dari operasi pasar murah, impor, dan lain sebagainya. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah stok barang agar saat bulan puasa tiba masyarakatnya tidak kekurangan bahan pangan.
